PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA MI BUSTANUL ULUM BATU

Dengan dukungan keluarga yang harmonis, maka motivasi belajar sebenarnya akan dapat tercapai. Namun demikian kondisi masyarakat, pekerjaan orang tua, pengaruh lingkungan menjadikan keharmonisan keluarga semakin hari semakin menjadi barang yang langka. Orang tua sering tidak memperdulikan anak-anaknya, bahkan bertemu dengan anaknya hanya pada malam hari menjelang akan tidur. Pada pagi hingga sore orang tua sibuk bekerja mencari nafkah. Akibatnya keharmonisan keluarga menjadi berkurang dan perhatian terhadap pendidikan anak sangat kurang. Oleh karena itu motivasi, prestasi belajar siswa menjadi turun.. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) kondisi keharmonisan keluarga siswa MI Bustanul Ulum Batu terdapat 11 responden atau 36,67% siswa yang masuk kategori keluarganya kurang harmonis dan 8 responden atau 26,67% masuk kategori harmonis dan 8 responden 26,67% masuk kategori sangat harmonis dan 3 responden atau 10,00% masuk kategori tidak harmonis. 2) Sedangkan kondisi motivasi belajar siswa MI Bustanul Ulum Batu terdapat 13 responden atau 43,30% siswa yang masuk kategori kurang termotivasi dan 12 responden atau 0,40% masuk kategori termotivasi sedangkan 4 responden 13,30% masuk kategori sangat termotivasi dan 1 responden atau 33% masuk kategori tidak ada motivasi. 3) Sehingga dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar dipengaruhi oleh keharmonisan keluarga dengan perolehan rxy 0,71 . Setelah nilai 0,71 berdasarkan analisis statistik diperoleh koefisien korelasi antara keharmonisan keluarga dan motivasi belajar (rxy) sebesar 0,71, selanjutnya hasil tersebut dikonsultasikan dengan r tabel product moment dengan, rtabel = r (α)(db) Taraf signifikansi = 5% Derajat kebebasan (db) = N – nr = 30 – 2 = 28, sehingga rtabel = r (5%)(28) = 0,361. jika rhitung ≥ rtabel , maka Ho ditolak, artinya terdapat korelasi yang signifikan antara keharmonisan keluarga dengan motivasi belajar siswa, MI Bustanul Ulum Batu, Tahun 2017” diterima dengan tingkat pengaruh 50,4%.Dengan dukungan keluarga yang harmonis, maka motivasi belajar sebenarnya akan dapat tercapai. Namun demikian kondisi masyarakat, pekerjaan orang tua, pengaruh lingkungan menjadikan keharmonisan keluarga semakin hari semakin menjadi barang yang langka. Orang tua sering tidak memperdulikan anak-anaknya, bahkan bertemu dengan anaknya hanya pada malam hari menjelang akan tidur. Pada pagi hingga sore orang tua sibuk bekerja mencari nafkah. Akibatnya keharmonisan keluarga menjadi berkurang dan perhatian terhadap pendidikan anak sangat kurang. Oleh karena itu motivasi, prestasi belajar siswa menjadi turun.. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) kondisi keharmonisan keluarga siswa MI Bustanul Ulum Batu terdapat 11 responden atau 36,67% siswa yang masuk kategori keluarganya kurang harmonis dan 8 responden atau 26,67% masuk kategori harmonis dan 8 responden 26,67% masuk kategori sangat harmonis dan 3 responden atau 10,00% masuk kategori tidak harmonis. 2) Sedangkan kondisi motivasi belajar siswa MI Bustanul Ulum Batu terdapat 13 responden atau 43,30% siswa yang masuk kategori kurang termotivasi dan 12 responden atau 0,40% masuk kategori termotivasi sedangkan 4 responden 13,30% masuk kategori sangat termotivasi dan 1 responden atau 33% masuk kategori tidak ada motivasi. 3) Sehingga dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar dipengaruhi oleh keharmonisan keluarga dengan perolehan rxy 0,71 . Setelah nilai 0,71 berdasarkan analisis statistik diperoleh koefisien korelasi antara keharmonisan keluarga dan motivasi belajar (rxy) sebesar 0,71, selanjutnya hasil tersebut dikonsultasikan dengan r tabel product moment dengan, rtabel = r (α)(db) Taraf signifikansi = 5% Derajat kebebasan (db) = N – nr = 30 – 2 = 28, sehingga rtabel = r (5%)(28) = 0,361.  jika rhitung  ≥  rtabel , maka Ho ditolak, artinya terdapat korelasi yang signifikan antara keharmonisan keluarga dengan motivasi belajar siswa, MI Bustanul Ulum Batu, Tahun 2017” diterima dengan tingkat pengaruh 50,4%