Tinjauan Yuridis Tentang Pembelaan Terpaksa Yang Melampaui Batas

Dalam Putusan Pengadilan Negeri Kepanjen Nomor 1/Pid.Sus- Anak/2020/PN.KPn, hakim menganggap bahwa kasus yang dilakukan Anak bukan suatu noodweer exces, melainkan sebuah penganiayaan yang mengakibatkan kematian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang suatu tindakan yang dapat dikatakan sebagai pembelaan terpaksa yang melampaui batas. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk batasan pembelaan terpaksa yang melampaui batas menurut ketentuan hukum Pidana dan pertimbangan hakim tentang pembelaan terpaksa yang melampaui batas. Adapun hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa penerapan Pasal 49 ayat (2) yang dijadikan bahan pertimbangan oleh hakim tidak dapat dibuktikan dikarenakan tindak pidana yang dilakukan oleh anak bukan merupakan tindakan yang dapat dimaafkan sesuai dengan pasal 49 ayat (2)./ Kepanjen District Court Decision Number 1/Pid.Sus-Child/2020/PN.KPn, where the judge considers that the case committed by the child is not a noodweer exces, but an abuse that results in death. This study aims to find out about an action that can be said as a forced defense that exceeds the limit. In addition, this study also aims to limit the forced defense that exceeds the limit according to the provisions of criminal law and the judge's consideration of the forced defense that exceeds the limit. The author in this study uses normative juridical using a conceptual approach to legislation, as well as an approach to cases. The results of this study are the application of Article 49 paragraph (2) which is taken into consideration by the judge cannot be proven because a criminal act committed by a child is not an act that can be forgiven in accordance with Article 49 paragraph (2)