PENGHEMATAN BIAYA PRODUKSI PT SEMEN PADANG DENGAN MEMODIFIKASI JALUR SUPLAI SEMEN KE PACKING PLANT INDARUNG

Mulai tahun 2019 manajemen PT Semen Indonesia, menerapkan kebijakan untuk menurunkan faktor klinker untuk semen Tipe PCC maksimal 65% hal ini merupakan bagian dari upaya Perusahaan dalam memenuhi peraturan pemerintah sekaligus untuk meningkatkan laba perusahaan dengan menurunkan biaya produksi. Untuk mencapai target faktor klinker maksimal 65% dengan kualitas semen tetap memenuhi standart internal dan SNI 7064:2014 salah satu usaha yang dilakukan adalah dengan menaikan blaine semen. Kenaikan blaine semen ini mengakibatkan penarikan semen dari silo semen Indarung V berkurang, yang mengakibatnya cement mill Indarung V tidak beroperasi maksimal. Padahal Harga Pokok Produksi (HPP) semen yang diproduksi pabrik Indarung V paling rendah dibandingkan pabrik Indarung II,III, dan IV. Melalui metode pemecahan masalah yang sistematis, akhirnya berhasil menenukan akar masalah dominan. Solusi yang tepat diperoleh melalui serangkaian kegitan brainstorming dan continuous improvement. Solusi tersebut kemudian diusulkan untuk menjadi sebuah kegiatan inovasi. Inovasi tersebut adalah membuat crossing belt conveyor, Ide inovasi ini adalah menukar penggunaan belt konveyor berdasarkan kondisinya. Belt conveyor yang memiliki keterbatasan kapasitas digunakan untuk mengangkut semen ke grup packer dengan jumlah unit lebih sedikit. Dengan inovasi ini, penarikan semen dari silo semen Indarung V ke PPI bisa mengunakan dua line belt conveyor, dari sebelumnya hanya satu line. Sehingga volume penarikan bisa meningkat menjadi rata-rata 3.915 ton/hari dari sebelumnya rata-ratanya hanya 1.636 ton/hari. Menghasilkan penghematan sebesar Rp. 11.922.188.277,- selama tujuh bulan beroperasi. Sebuah angka yang fantastis untuk biaya investasi sebesar Rp.118.520.091,- Kata Kunci: Belt Conveyor Sistem, Packer, Semen, Inovasi, Faktor Klinker, Biaya, Efisiens