Pengujian Mutu Fisiologis Benih Gambir (Uncaria gambir Roxb.) Pada Berbagai Umur Panen

Gambir merupakan salah satu komoditas perkebunan yang banyak dibudidayakan di Indonesia dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi karena manfaatnya dalam berbagai bidang industri. Namun, tingkat produksi gambir masih rendah akibat penggunaan bibit yang kurang berkualitas. Untuk mendapatkan mutu bibit yang baik, bibit harus berasal dari benih yang baik pula. Salah satu cara mendapatkan benih bermutu adalah dengan melakukan pemanenan pada saat benih masak fisiologis. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Benih dengan menggunakan benih gambir tipe Riau Mancik yang berasal dari Kebun Percobaan Fakultas Pertanian, Universitas Andalas, Padang, pada bulan Juni-Desember 2021. Penelitian ini bertujuan untuk mencari umur panen terbaik untuk menghasilkan mutu fisiologis benih gambir yang optimum. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima perlakuan berdasarkan hari setelah anthesis (HSA) yaitu: benih yang dipanen pada umur 110-112 HSA, 107-109 HSA, 104-106 HSA, 101-103 HSA, dan 98-100 HSA. Data kuantitatif dianalisis menggunakan sidik ragam pada taraf nyata 5% jika berpengaruh nyata maka dilakukan uji lanjut Duncan’s New Multiple Range Test (DNMRT) pada taraf nyata 5% dan data kualitatif disajikan secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan umur panen 98-100 HSA memberikan hasil viabilitas dan vigor terbaik melalui pengujian daya kecambah sebesar 80.50%, potensi tumbuh benih sebesar 81.83%, uji T50, index value test sebesar 11.04, dan soil emergence test sebesar 84.33% yang mengindikasikan bahwa telah mencapai waktu masak fisiologis