Hubungan Tingkat Stres dengan Emotional Eating saat Pandemi COVID-19 pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Warmadewa

Due to the Pandemic Situation in 2019, It gave a negative impact on both physical and mental health. Stress causes behavioral and hormonal changes, which improve a person's ability to adapt to environmental changes and survive. This stressful condition may result in a negative response, such as a surge of appetite that tends to be negative, triggering an increase in the consumption of foods high in calories, fat, and sugar. This is linked to the control of emotional eating, which can lead to obesity. As a result, research on the relationship between stress levels and emotional eating during the COVID-19 pandemic is critical. This study's data was collected from 218 students at Warmadewa University's Faculty of Medicine and Health Sciences. This study employs a descriptive-analytic approach, with a cross-sectional design and Spearman test analysis. The goal of this study was to determine the relationship between stress levels and emotional eating in FKIK students at Warmadewa University during the COVID-19 Pandemic. According to the results of the analysis, 144 students (66 percent) reported moderate stress, while 100 reported emotional eating (45.9 percent ) This study's ρ-value of Spearman's test is 0.001, with a correlation value of 0.747, indicating that there is a very strong relationship between stress and emotional eating. As a result, this study supports the existence of a link between stress levels and emotional eating among students at Warmadewa University's Faculty of Medicine and Health Sciences from semester 1 to semester 7 during the COVID-19 pandemic.  Pada akhir tahun 2019 terjadi Pandemi COVID-19 yang melanda seluruh dunia. Pandemi ini tidak hanya berdampak negatif pada kesehatan tubuh, tetapi juga kesehatan mental. Stres mengarah pada perubahan perilaku dan hormonal yang meningkatkan kemampuan seseorang untuk menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan untuk bertahan hidup. Respon negatif yang dapat timbul dari kondisi stres ini seperti peningkatan nafsu makan yang cenderung ke arah negatif yaitu peningkatan konsumsi makanan yang tinggi kalori, tinggi lemak, dan kadar gula yang tinggi. Hal ini erat kaitannya dengan regulasi emotional eating yang dapat menyebabkan kondisi obesitas. Berdasarkan hal tersebut, penting untuk dilakukannya penelitian mengenai hubungan tingkat stres dengan emotional eating saat pandemi COVID-19. Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk mengetahui hubungan tingkat stres dengan emotional eating saat Pandemi COVID-19 pada mahasiswa FKIK Universitas Warmadewa. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan desain metode cross-sectional dan dengan analisis Uji Spearman. Berdasarkan data penelitian ditemukan bahwa responden dengan nilai terbesar yaitu stres sedang berjumlah 144 responden (66%) dan responden yang mengalami emotional eating berjumlah 100 responden (45,9%). Terdapat hubungan antara stres dengan emotional eating pada mahasiswa dari semester 1 hingga semester 7 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Warmadewa saat Pandemi COVID-19 yang dilihat berdasarkan nilai ρ -value Uji Spearman dari penelitian ini adalah 0,001 dengan nilai korelasi 0.747 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat kuat antara stres dengan emotional eating. &nbsp