Peran Dinas Kesehatan Dalam Melakukan Pengawasan Makanan Terhadap Konsumen di Pasar Pagi Arengka Pekanbaru

Peran dinas kesehatan dalam melakukan pengawasan khususnya pengawasan makanan produk olahan rumahan yang beredar dipasar pagi arengka belum terlaksana dengan baik, hal ini masih bisa dilihat dari masih banyaknya konsumen yang menemukan makanan produk olahan rumahan yang tidak layak konsumsi yang mereka beli di pasar pagi arengka kota pekanbaru, di dalam undang – undang nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen, tertera dalam pasal 8 undang – undang nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen salah satunya yang berbunyi: “pelaku usaha dilarang memperdagangkan baraang yang rusak, cacat atau bekas, dan tercemar tanpa memberikan informasi yang lengkap dan benar, pelaku usaha dilarang memperdangangkan kesediaan farmasi dan pangan yang rusak, cacat atau bekas, yang rusak dan tercemar, dengan atau tanpa memberika informasi secara lengkap dan benar. Masalah pokok dalam penelitian ini adalah bagaimanakah peran dinas kesehatan dalam melakukan pengawasan makanan terhadap konsumen di pasar pagi arengka pekanbaru dan apa yang menjadi faktor penghambat dan pendukung dalam peran dinas kesehatan dalam melakukan pengawasan makanan terhadap konsumen di pasar pagi arengka pekanbaru. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian observational research dengan cara survei, yaitu dengan cara penulis turun langsung kelapangan ditempat lokasi penelitian, sifat penelitian ini adalah deskriptif karena penulis ingin menjelaskan penarikan kesimpulan dengan terang dan rinci tentang masalah pokok yang diteliti, adapun teknik yang digunakan dalam pengambilana data adalah teknik random yang digunakan untuk responden konsumen dimana hanya sebagian dari keseluruhan populasi yang dijadiakan responden, dalam penelitian ini ada sebanyak 380 populasi dan 50 yang dijadikan responden, dan sensus untuk responden pelaku usaha dimana keseluruhan populasi dijadikan responden , yaitu ada sebanyak 16 responden, sistem pengambilan data dengan cara kuisioner kepada responden dan wawancara yang dilakukan dengan dinas kesehatan kota pekanbaru. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan pengawasan belum dilaksanakan dengan baik oleh dinas kesehatan kota pekanbaru, karena dalam kenyataan di lapangan masih banyak makanan yang tidak layak konsumsi ditemukan oleh konsumen, hal ini dikarenakan masih ada oknum pedagang yang masih menjual makanan yang tidaka layak konsumsi tersebut meski sudah dilarang, sedangkan penghambatnya adalah banyalnya pedagang yang selalu berganti sehingga susah untuk diberikan penyuluhan dan faktor pendukungknya adalah konsumen sudah pintar dan sangat aktif jika mereka menemukan makanan yang tidak layak konsumsi Peran dinas kesehatan dalam melakukan pengawasan khususnya pengawasan makanan produk olahan rumahan yang beredar dipasar pagi arengka belum terlaksana dengan baik, hal ini masih bisa dilihat dari masih banyaknya konsumen yang menemukan makanan produk olahan rumahan yang tidak layak konsumsi yang mereka beli di pasar pagi arengka kota pekanbaru, di dalam undang – undang nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen, tertera dalam pasal 8 undang – undang nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen salah satunya yang berbunyi: “pelaku usaha dilarang memperdagangkan baraang yang rusak, cacat atau bekas, dan tercemar tanpa memberikan informasi yang lengkap dan benar, pelaku usaha dilarang memperdangangkan kesediaan farmasi dan pangan yang rusak, cacat atau bekas, yang rusak dan tercemar, dengan atau tanpa memberika informasi secara lengkap dan benar. Masalah pokok dalam penelitian ini adalah bagaimanakah peran dinas kesehatan dalam melakukan pengawasan makanan terhadap konsumen di pasar pagi arengka pekanbaru dan apa yang menjadi faktor penghambat dan pendukung dalam peran dinas kesehatan dalam melakukan pengawasan makanan terhadap konsumen di pasar pagi arengka pekanbaru. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian observational research dengan cara survei, yaitu dengan cara penulis turun langsung kelapangan ditempat lokasi penelitian, sifat penelitian ini adalah deskriptif karena penulis ingin menjelaskan penarikan kesimpulan dengan terang dan rinci tentang masalah pokok yang diteliti, adapun teknik yang digunakan dalam pengambilana data adalah teknik random yang digunakan untuk responden konsumen dimana hanya sebagian dari keseluruhan populasi yang dijadiakan responden, dalam penelitian ini ada sebanyak 380 populasi dan 50 yang dijadikan responden, dan sensus untuk responden pelaku usaha dimana keseluruhan populasi dijadikan responden , yaitu ada sebanyak 16 responden, sistem pengambilan data dengan cara kuisioner kepada responden dan wawancara yang dilakukan dengan dinas kesehatan kota pekanbaru. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan pengawasan belum dilaksanakan dengan baik oleh dinas kesehatan kota pekanbaru, karena dalam kenyataan di lapangan masih banyak makanan yang tidak layak konsumsi ditemukan oleh konsumen, hal ini dikarenakan masih ada oknum pedagang yang masih menjual makanan yang tidaka layak konsumsi tersebut meski sudah dilarang, sedangkan penghambatnya adalah banyalnya pedagang yang selalu berganti sehingga susah untuk diberikan penyuluhan dan faktor pendukungknya adalah konsumen sudah pintar dan sangat aktif jika mereka menemukan makanan yang tidak layak konsums