Analisis Keanekaragaman dan kelimpahan kupu-kupu (ordo Rhopalocera) berdasarkan kondisi lingkungan

Mount Muria has abundant natural resources, both flora and fauna, one of which is butterflies. Butterflies as natural pollinators have an important role in the ecosystem. The deterioration of air quality has a negative impact on butterflies because they are quite sensitive to poor air quality and poor lighting. This study aims to analyze the relationship between environmental conditions and butterflies in the Muria Kudus area, carried out in March and June 2020. Butterfly observations were carried out using the quadratic sample transect method with 3 observation stations and measured environmental factors, among others: temperature, humidity, light intensity, altitude and Pb concentration analysis with AAS. The results of the study found 40 species of butterflies consisting of 6 families, with a moderate diversity index, almost merit index and low dominance. Muria area still has good environmental conditions for butterfly breeding. Relative abundance is negatively correlated with light intensity (rcount = -0,855, rtable = 0,811). Averageness is negatively correlated with heigh (rcount=-0,836, rtable=-0,881). The butterfly species Ypthima nigricans, Orsotriaena medus, and Melanitis leda is a specialist butterfly species and the butterfly species Papilio memnon, Leptosia nina, Chersonesia rahria, Mycalesis horsifieldii, and Yphtima horsifieldii is a generalist species butterflyMuria memiliki kekayaan alam yang cukup tinggi, baik flora maupun fauna, salah satunya kupu-kupu. Kupu-kupu sebagai penyerbuk alami memiliki peran penting dalam ekosistem. Penurunan kualitas udara di kawasan Muria akibat pencemaran udara berdampak negatif pada kupu-kupu karena kupu-kupu sangat peka terhadap kualitas udara yang buruk dan pencahayaan yang buruk. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan komunitas kupu-kupu dengan kondisi lingkungan di Muria Kudus, dilaksanakan pada bulan Maret dan April 2020. Pengambilan sampel kupu-kupu dilakukan dengan menggunakan metode transek kuadrat dengan 3 pengamatan pada stasiun dan faktor lingkungan yang diukur terdiri dari suhu, kelembaban, intensitas cahaya, kecepatan angin, dan konsentrasi timbal (Pb). Hasil penelitian menunjukkan terdapat 40 jenis kupu-kupu dengan indeks keanekaragaman sedang di ketiga stasiun. di stasiun I (2.932) stasiun II (2.829) dan stasiun III (2.685). Indeks kemerataan hampir merata, pada stasiun I (0,846) stasiun II (0,849), dan stasiun III (0,770), dan indeks dominansi rendah, pada stasiun I (0,06) stasiun II (0,073), dan stasiun III ( 0,097). Kawasan wisata Muria Kudus masih memiliki kondisi lingkungan yang baik dengan nilai konsentrasi Pb di bawah baku mutu udara ambien (2 ugs / m3) dan faktor lingkungan yang baik untuk pengembangan kupu-kupu. Variasi jenis pakan merupakan faktor dominan pada keanekaragaman dan kelimpahan kupu-kupu