Dakwah Melalui Budaya: Metode melalui Media Dakwah Ustadz Fadzlan Garamatan di Papua

Tujuan penelitian ini adalah mengungkapkan sisi unik kiprah dakwah Ustadz Fadzlan Garamatan di Papua. Ustadz yang dijuluki dengan nama Ustadz Sabun Mandi ini memperkenalkan Islam kepada masyarakat Papua melalui pendekatan budaya. Semakin memahami budaya masyarakat semakin mudah da?i berdakwah. Terdapat kesamaan teori Samovar dan Porter dengan metode dakwah Ustadz Fadzlan Garamatan yang mengatakan bahwa ada enam unsur budaya yang langsung memengaruhi seseorang ketika berkomunikasi dengan orang lain. Pertama, kepercayaan (beliefs), nilai (values), dan sikap (attitudes). Kedua, pandangan dunia (worldviews). Ketiga, organisasi sosial (social organizatation). Keempat, tabiat manusia (human nature). Kelima, orientasi kegiatan (activity orientation). Keenam, persepsi terhadap orang lain (perception of self and others). Dakwah Ustadz Fadzlan Garamatan mengedepankan sopan santun dan akhlaq al karîmah. Persepsi masyarakat terhadap Ustadz Fadzlan merupakan realitas yang berkaitan dengannya. Menurut Deddy Mulyana, persepsi dalam komunikasi sama dengan persepsi mad?u terhadap daʻi maupun imam, didasarkan pada pengalaman daʻi dan imam dalam bersikap dan berakhlak dalam kesehariannya, Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi, antropologi, dan etnografi komunikasi. Teknik pengumpulan data akan dilakukan dalam bentuk literatur, wawancara, observasi, dan dokumentasi. Data primer ini semua yang berkaitan wawancara langsung dengan aktivitas Ustadz Fadzlan Garamatan dan setting lainnya seperti mualaf yang di Papua Barat dan santri asal Papua yang belajar di Pondok Pesantren AFKN Setu, Bekasi. Sumber data sekunder berasal dari buku, jurnal, artikel dan media sosial yang mendukung penelitian ini. Penelitian ini menegaskan bahwa komunikasi sebagai jembatan antara agama dan budaya dibuktikan oleh Ustadz Fadzlan Garamatan. Beliau dapat mengonversi budaya Papua menjadi budaya islami melalui dakwahnya