Pengaruh kesadaran diri dan anonimitas terhadap keterbukaan diri pengguna Media Sosial

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh kesadaran diri dan anonimitas terhadap keterbukaan diri pada pengguna media sosial. Keterbukaan diri merupakan informasi yang diberikan tentang diri seseorang kepada orang lain guna meningkatkan kualitas hubungan interpersonal antar individu. Peneliti memiliki dugaan bahwa kesadaran diri dan anonimitas mempengaruhi keterbukaan diri. Populasi pada penelitian ini adalah pengguna media sosial dari rentang usia 15 sampai 25 tahun, sampel berjumlah 226 orang dengan teknik non-probability sampling yaitu purposive sampling. Penulis mengadaptasi dan memodifikasi instrument menggunakan skala keterbukaan diri Wheeles dan Grotz (1978), skala kesadaran diri Govern dan Marsch (2001), dan skala anonimitas Lee, Choi, dan Kim (2013). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh kesadaran diri, anonimitas, dan faktor demografis terhadap keterbukaan diri pengguna media sosial. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa kesadaran diri pribadi, unobservabiity, pseudonymity, dan usia memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keterbukaan diri. Sementara untuk kesadaran diri publik, kesadaran lingkungan, unlinkability, dan jenis kelamin tidak memberikan pengaruh yang signifikan. Hasil penelitian ini juga menunjukkan proporsi varians kesadaran diri pribadi, unobservability, pseudonymity, dan usia yang dijelaskan oleh seluruh variabel independen adalah 26,5%. Sedangkan 73,5% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian ini dengan lebih baik terutama dalam variabel pseudonymity yang dapat meningkatkan keterbukaan diri pengguna media sosial. Disarankan juga bagi pengguna media sosial agar media sosial dapat digunakan untuk tujuan positif salah satunya sebagai media untuk melakukan keterbukaan diri guna mencapai kepuasan dan meningkatkan hubungan interpersonal dengan orang lai