Penanaman Nilai-Nilai Keagamaan Dalam Lembaga Pendidikan Keagamaan Islam Masyarakat Di Dukuh Kebonalas Desa Besito Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masih ditemukannya penyimpangan-penyimpangan norma keagamaan dan kemasyarakatan yang dilakukan sebagian masyarakat Dukuh Kebonalas Besito Gebog Kudus yang dinilai meresahkan dan mengganggu ketertiban masyarakat. Untuk mengatasi persoalan tersebut, tokoh agama dan ketua RW melakukan penguatan lembaga pendidikan keagamaan Islam di Masyarakat. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian field research dengan pendekatan kualitatif yang dilaksanakan di lembaga pendidikan keagamaan Islam. Subjek penelitianya yaitu tokoh agama Islam, tokoh masyarakat tingkat RW, pengurus lembaga pendidikan keagamaan Islam, dan masyarakat. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Uji keabsahan data penulis menggunakan teknik triangulasi teknik, triangulasi sumber serta trianglasi waktu. Adapun analisis data menggunakan teori Miles dan Huberman dengan Langkah sebagai berikut data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa 1) pemahaman nilai-nilai keagamaan warga secara umum masih dalam kondisi tertinggal. Indikasi dari hal ini masih ditemukan penyimpangan norma agama dan norma sosial di masyarakat, seperti balapan liar, berjudi, dan minum alkohol. Untuk mengatasi persoalan tersebut, ketua RW dan tokoh agama Islam berinisiatif menguatkan lembaga pendidikan keagamaan Islam untuk penanaman nilai-nilai keagamaan Islam; 2) jenis nilai-nilai keagamaan Islam yang ditanamkan dalam lembaga pendidikan keagamaan Islam yaitu nilai akidah, akhlak dan syari’ah; 3) Metode penanaman nilai-nilai keagamaan dalam lembaga pendidikan keagamaan Islam melalui kegiatan kegiatan kajian di Majelis Taklim dan metode keteladanan dari tokoh agama dan tokoh masyarakat yang mencerminkan akhlakul karimah; dan 4) faktor pendukungnya ialah antusias masyarakat yang tinggi. Sedangkan faktor penghambatnya yaitu kurangnya sarana dan prasarana yang memadai. Adapun solusi dari permasalahan tersebut ialah pihak tokoh masyarakat tingkat RW dan tokoh agama saling bahu membahu melengkapi sarana dan prasarana secara mandiri dan mengajukan kerjasama dengan berbagai pihak termasuk mengajukan bantuan kepada pemerintah kabupate