Studi Living Qur’an: Praktik Baca Tulis Al-Qur’an Braille Pada Penyandang Tuna Netra Di Yayasan Pendowo Kudus

Tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui bagaimana praktik baca tulis al-Qur’an braille pada tunanetra di Yayasan Pendowo Kudus. (2) Untuk mengetahui apa faktor pendukung dan penghambat praktik baca tulis al-Qur’an braille pada tunanetra di Yayasan Pendowo Kudus. Metode yang digunakan adalah diskriptif kualitatif. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa guru dan penyandang tuna netra di Yayasan Pendowo Kudus. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik sampling insidental. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan teori dari Miles dan Huberman yaitu mereduksi data, menyajikan data, dan menyimpulkan data. Hasil dari penelitian ini menunjukkan implementasi dalam praktik baca tulis al-Qur’an Braille di Panti Tuna Netra Dan Rungu Wicara Pendowo Kudus tidak hanya sekedar belajar huruf-huruf braille dan membacanya kemudian belajar menuliskannya, akan tetapi para penyandang tunanetra diajarkan untuk memahami nilai-nilai yang terkandung dalam ayat al-Qur’an yang sedang dipelajari dan juga mereka diajarkan tentang ilmu tajwid juga. Sedangkan metode yang digunakan dalam praktik baca tulis al-Qur’an Braille di Panti Tuna Netra Dan Rungu Wicara Pendowo Kudus tidak hanya pasif dengan keadaan guru di depan untuk menerangkan suatu materi saja, akan tetapi para siswa (penyandang tunanetra) disuruh aktif dalam pembelajaran yaitu dengan cara mempresentasikan surat al-Qur’an yang ditulis mereka. Faktor pendukungnya dapat dibagi menjadi 2 faktor yaitu, faktor intelnal serta faktor iksternal. Yang mana faktor internalnya yaitu dari dalam diri anak-anak itu sendiri. Yaitu santri atau penyandang tunanetra yang mempunyai niat serta keinginan yang sungguh-sungguh untuk belajar membaca al-Qur’an Braille. Sedangkan faktor eksternalnya berasal dari lingkungan serta orang terdekat dari penyandang tunanetra itu sendiri yaitu orang tuanya. Yang mana orang tua memberikan motivasi serta arahan kepada anak-anaknya. Dan faktor eksternal lainnya adalah dari kualitas pendidik atau guru dalam membimbing anak didiknya. Sedangkan faktor penghambat juga terdapat faktor internal dan juga faktor eksternal. Faktor internalnya yaitu berasal dari diri santri penyandang tunanetra itu sendiri yang belajar al-Qur’an Braille di Panti Tuna Netra Dan Rungu Wicara Pendowo Kudus, penyandang tunanetra tersebut tidak bersungguh-sungguh dalam mempelajari al-Qur’an Braille baik dalam praktik membaca atau menuliskan al-Qur’an Braille tersebut. Disamping itu, pada dasarnya para penyandang tunanetra yang belajar al-Qur’an Braille di Panti Tuna Netra Dan Rungu Wicara Pendowo Kudus itu termasuk orang yang memiliki keterbatasan fisik, sehingga mempersulit mereka dalam belajar al-Qur’an. Sedangkan faktor eksternal penghambatnya yaitu dari sarana dan prasarana yang menunjang belajar al-Qur’an bagi penyandang tunanetra di Panti Tuna Netra Dan Rungu Wicara Pendowo Kudus, yaitu keterbatasan jumlah al-Qur’an Braille yang tersedia di panti tersebu