TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENENTUAN UPAH PEKERJA TANAM JAGUNG DENGAN CARA BORONGAN, KILOAN DAN HARIAN (Studi di Desa Negara Batin Kecamatan Jabung Kabupaten Lampung Timur)

ABSTRAK Untuk memenuhi kebutuhan dalam hidup manusia selalu berinteraksi dengan manusia lainnya untuk mengadakan transaksi ekonomi, salah satunya adalah upah (ujrah). Pemberian upah (Al�ujrah) adalah berdasarkan perjanjian kerja, karena perjanjian kerja akan menimbulkan hubungan kerja antara buruh dan majikan yang berisi hak-hak dan kewajiban masing-masing pihak. Terdapat perbedaan pemberian upah pada setiap sistem, pada sistem upah borongan yang didapat secara keseluruhan dan waktu lebih cepat di banding dengan sistem kiloan dan harian. Dalam hukum Islam perjanjian yang dilakukan oleh pemilik lahan dengan pekerja tanam jagung disebut dengan ujrah. Oleh karena itu, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana praktik penentuan upah pekerja tanam jagung dengan cara borongan, kiloan dan harian serta Bagaimana pandangan hukum Islam terhadap praktik penentuan upah pekerja tanam jagung dengan cara borongan, kiloan dan harian. Tujuan penelitian ini yaitu untuk Untuk mengetahui praktik penentuan upah pekerja tanam jagung dengan cara borongan, kiloan dan harian serta untuk mengetahui pandangan hukum Islam tentang praktik penentuan upah pekerja tanam jagung dengan cara borongan, kiloan dan harian. Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan (field research) yang bersifat deskriptif analisis yaitu pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan fakta-fakta yang tampak atau apa adanya. Data primer dalam penelitian ini didapat dengan cara wawancara, dan dokumentasi. Penulis mewawancarai 1 orang pemilik lahan dan 14 orang pekerja, sedangkan data sekunder yang dimaksud yaitu data-data yang berhubungan dengan praktik penentuan upah kerja tanam jagung dengan cara borongan, kiloan dan harian. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan dokumentasi, sedangkan metode pengolahan data melalui reduksi data, penyajian data, dan penarik kesimpulan. Pratik upah pekerja tanam jagung dengan cara borongan yaitu pemilik lahan menghabiskan 25 kg bibit jagung yang akan ditanam di lahan seluas 2 hektar yang di kerjakan selama sehari. Pemilik lahan iii memberikan upah kepada pekerja tanam jagung setelah selesai mengerjakan pekerjanya, upah yang diberikan sebesar Rp. 1.540.000 akan dibagi dengan 14 pekerja lainnya. Praktik upah pekerja tanam jagung dengan cara kiloan yaitu pemilik lahan menghabiskan 25 kg bibit jagung yang akan ditanam di lahan seluas 2 hektar yang akan dikerja selama dua hari. Pemilik lahan memberikan upah kepada pekerja tanam jagung dengan cara kiloan setelah menyelesaiakan pekerjaan. Upah yang didapet Rp.70.000 perkilo. Praktik upah pekerja tanam jagung dengan cara harian juga mengahabiskan 25 kg bibit jagung yang akan ditanam di lahan seluas 2 hektar yang akan dikerja selama 2 hari. Upah yang di dapat Rp. 70.000 perharinya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa Praktik penentuan upah tanam jagung dengan cara borongan, kiloan dan hari menggunakan teori ujrah yang sesuai dengan rukun dan syarat ujrah. Tinjauan hukum Islam mengenai praktik penentuan upah tanam jagung dengan cara borongan, kiloan dan harian di desa negara batin sudah sesuai dengan syariat hukum Islam, karena kedua pihak telah melakukan kesepakata