TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG MUDHARIB MEMPEKERJAKAN PIHAK KETIGA DALAM KERJASAMA BAGI HASIL TERNAK KAMBING (Studi Pada Peternak Yanto di Desa Pesawaran Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran)

ABSTRAK Mudharabah adalah akad yang dilakukan oleh shahibul mal ( pemilik modal) dengan mudharib (pengelola modal) untuk usaha tertentu dengan pembagian keuntungan sesuai kesepakatan. Keuntungan yang dituangkan dalam kontrak ditentukan dalam bentuk nisbah. Jika usaha yang dijalankan mengalami kerugian maka kerugian itu ditanggung oleh shahibul mal sepanjang kerugian itu bukan akibat kelalain mudharib. Namun jika kerugian itu, diakibatkan karena kelalaian mudharib, maka mudharib harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut. Bagi hasil adalah suatu sistem yang meliputi pembagian usaha antara pemodal dan pengelola dana. Akad dalam kerja sama bagi hasil akan menimbulkan hak dan kewajiban maka dari itu jangan sampai akad tidak dipertanggung jawabkan hingga akhir. Kerja sama ternak kambing menggunakan akad bagi hasil bukan upah sehingga pembagiannya harus sesuai dengan akad awal dan tidak menimbulkan kesalahpahaman diantara yang melakukan kerja sama tersebut. Berdasarkan penjabaran di atas rumusan masalah dalam skripsi ini adalah pertama, Bagaimana praktik Mudharib mempekerjakan pihak ketiga dalam kerja sama bagi hasil ternak kambing pada peternak Yanto di Desa Pesawaran, Kecamatan Kedondong, Kabupaten Pesawaran. Kedua, Bagaimana Tinjauan Hukum Islam tentang Mudharib mempekerjakan pihak ketiga dalam kerja sama bagi hasil ternak kambing tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana praktik yang dilakukan mudharib dalam mempekerjakan pihak ketiga dan bagaimana tinjaun hukum Islam tentang praktik mempekerjakan pihak ketiga yang dilakukan mudharib. Jenis penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research) sedangkan sifat penelitian yang digunakan adalah deskriptif analisis. Berdasarkan hasil penelitian, bahwasanya dalam pembagian bagi hasil yang dilakukan antara shahibul mal dan mudharib adalah bagi hasil sama rata, terdapat unsur nisbah keuntungan yang jelas antara mudharib dan pihak ketiga. Berdasarkan praktik bagi hasil dalam ternak kambing tersebut yang terjadi Pada Peternak Yanto di Desa Pesawaran, Kecamatan Kedondong, Kabupaten Pesawaran. Shahibul mal melakukan kerjasama dengan mudharib yang dimana hasil dari kerjasama tersebut dibagi dua, sesuai kesepakatan awal, tetapi pada kenyataanya mudharib tidak bisa melaksanakan kewajibannya dikarenakan ada pekerjaan yang tidak dapat iii ditinggalkan yaitu sebagai petani sawah. Sehingga meminta pihak ketiga untuk membantu dalam mengelola ternak kambing tersebut. Dengan akad apabila diurus, diberi makan, membersihkan kandang, mengembala dan apabila terjual hasilnya dibagi dua, namun setelah hak mudharib di peroleh dari shahibul mal, sedangkan akad yang digunakan adalah bagi hasil tetapi mudharib mengatakan bahwa hasil uang yang diberikan kepada pihak ketiga dinamakan upah. Dengan demikian Bermudharabah boleh menurut hukum Islam, karena didalamnya ada unsur tolong menolong dan kepedulian terhadap orang lain. Dalam kerja sama ini sah karena menurut hukum Islam sudah terpenuhi syarat dan rukun kerja sama tetapi mudharib seharusnya menjaga amanah yang disampaikan oleh shahibul mal jangan sampai ada pembagian bagi hasil ketidakjelasan