TINJAUAN HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF TERHADAP PEMBERIAN HADIAH PADA PRODUK SUPLEMEN MAKANAN (Studi di Apotek Restu Ibu, Sukarame Bandar Lampung)

ABSTRAK Pelaku usaha menawarkan diskon, bonus dan hadiah kepada pihak toko obat, apotik atau fasilitas pelayanan kesehatan, seperti rumah sakit, puskesmas dan klinik, yang berhasil meningkatkan penggunaan produk-produknya. Penawaran yang sama juga diberikan kepada dokter yang telah meningkatkan penjualan melalui resep-resep obat yang diberikan. Penawaran obat, suplemen dan alat kesehatan juga dilakukan dengan gencar melalui promosi dan iklan di media massa. Tindakan ini pada akhirnya akan merugikan konsumen, sebab, selain konsumen kehilangan haknya untuk melakukan pilihan dalam penggunaan obat, penawaran ini mengakibatkan peningkatan harga obat-obatan, suplemen dan alat kesehatan. Adapun persoalan dlam peneltian ini adalah: 1. Bagaimanau Praktik Pemberan Hadiah Pada Produk suplemen Makanan yang terjadi pada Apotik Restu Ibu? Dan 2. Bagaimana Tinjaun Hukum Islam Dan Hukum Positif Terhadap Pemberian Pada Produk Suplemen Makanan? Adapun Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui bagaimana Praktik Pemberian Hadiah Pada Produk Suplemen Makanan yang terjadi di Apotik Restu Ibu, 2. Untuk mengetahui bagaimana Tinjauan Hukum Islam dan Hukum Positif Terhadaap Pemberian Hadiah Pada Produk Suplemen Makanan.lah Analisis Data Kualitatif dengan metode berpikir Induktif. Metode yang digunakan adalah Fild Riset atau penelitian lapangan yang berifat Deskriptif Analisis, disertai dengan sumber data Primer dan Sekunder.Sedangkan pengumpulan data menggunakan Observasi, Wawancara, dan Dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah Analisis Data Kualitatif dengn Metode Berfikir Induktif Hasil penelitian didalam Apotik restu Ibu yaitu setiap pembelian minimal 2Botol produk suplemen makanan akan mendapatkan hadiah sebuah buku mewarnai. Mayoritas konsumen merasa tidak mengetahui bahwa adanya larangan jual beli terhadap suplemen makanan yang mendapat hadiah. Pada hukum Islam diperbolehkan jual beli dengan pemberian hadiah melalui cara “Apabila harga barang yang dijual oleh pedagang yang menjanjikan hadiah untuk pembeli yang nominal belanjanya di atas sekian, sama dengan harga yang dijual oleh pedagang lain yang tidak memberikan hadiah maka hukumnya boleh”. Dalam hukum positif sebenarnya dilarang dan tidak sesuai dengan ketentuan sebagaimana menurut pasal 13 ayat 2 UU No.8 tahun 1999 tentang larangan menjanjikan jasa atau hadiah untuk pemasaran produk suplemen makanan yang termasuk dalam UU tentang Perlindungan konsumen dan melanggar kode etik usaha farmasi Indonesia. benar dan tidak sesuai dengan resep dokter, kemudian ini yang menyebabkan ketatnya promosi