Dampak Mobilitas Buruh Migran Terhadap Peningkatan Ekonomi Keluarga dan Pendidikan Anak (Studi Kasus Pada Buruh Migran Di Bima)

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana dampak mobilitas buruh migran terhadap peningkatan ekonomi keluarga dan pendidikan anak di Bima. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, teknik pengambilan sampel mengunakan Snowbal Sampling dengan pengumpulan data melalui wawancara langsung kepada unit analisis, yaitu: Mantan Buruh Migran, Anak Para Buruh Migran, Keluarga Buruh Migran, Kepala Disnakestrans, Kepala Dikpora, Pimpinan Perguruan Tinggi, Kepala Sekolah, Tokoh Agama, Tokoh Pemuda, Tokoh Masyarakat, BP3TKI, Agen PJTKI, Petugas Desmigratif dan Pimpinan LSM. Penelitian ini memberikan gambaran tentang dampak mobilitas buruh migran terhadap peningkatan ekonomi keluarga dan pendidikan anak di Bima dengan tolak ukur dampak mobilitas buruh sebagai; (1) gambaran kondisi ekonomi buruh migran dan pendidikan anak; (2) penanganan buruh migran dilakukan pemerintah; (3) persepsi masyarakat terhadap pendidikan anak; dan (4) psikologis anak serta kecenderungan terhadap harmonisasi rumah tangga. Penelitian menyimpulkan bahwa Pertama, dampak mobilitas buruh migran terhadap peningkatan ekonomi keluarga telah mampu mendorong sumber kemakmuran bagi mantan buruh migran di Bima, karena memaknai pekerjaan tersebut sebagai profesi untuk mendapatkan mata pencaharian, serta aktualisasi diri. Kepala rumah tangga, tentunya memiliki hak untuk menanggung semua kebutuhan keluarga, dalam rangka menjamin kebutuhan ekonomi dan sumber pemenuhan kebutuhan anak, berupa pendidikan dimilikinya. Hal ini terlihat, mantan buruh migran mampu menyekolahkan anaknya, membangun rumah, membeli motor, membeli mobil dan mendirikan usaha, oleh karenanya memilih pekerjaan menjadi buruh migran di berbagai Negara. Kedua, dampak mobilitas buruh migran dapat berkonstribusi mengurangi pengangguran, serta mendorong nilai edukatif dalam rangka membangun pertumbuhan ekonominya secara makro, hal ini terlihat ketika masyarakat setiap hari beraktifitas sebagai petani, peternak, buruh, nelayan, dan pedagang, sehingga hidupnya sejahtera, aman, damai, dan terbebas dari belenggu dinamika problem sosial kemasyarakatan. Ketiga, dampak mobilitas buruh migran dapat mempengaruhi munculnya kekerasan karena dilatar belakangi oleh kesalahan atau komunikasi buruh migran itu sendiri, hal ini akan berimbas karena mantan buruh migran tidak mampu mempertahankan keutuhan rumah tangga yang harmonis meliputi tutur kata yang disampaikan kepada suami dan anak-anaknya maupun majikannya itu sendiri, yang akhirnya muncul perceraian serta kekerasan fisik maupun psikis yang dihadapi oleh anak