Pengaruh Interaksi Teman Sebaya terhadap Perilaku Menyontek Siswa (Studi terhadap siswa SMP Negeri 7 Jakarta

Ditemukan fenomena yang sering terjadi dilakangan pelajar yaitu perilaku menyontek. Perilaku menyontek seringkali ditemui di setiap jenjang pendidikan, baik dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Perilaku menyontek yang sering dilakukan siswa seperti melihat serta menyalin pekerjaan teman, membuat catatan saat ujian, meminta jawaban oleh teman, hingga mengancam teman apabila tidak memberikan dan membantu dalam mengerjakan tugas maupun ujian. Perilaku menyontek juga cenderung diakibatkan karena terjalinnya interaksi dengan teman sebaya. Hal tersebut dibuktikan dengan penelitian ini yang membahas mengenai pengaruh interaksi teman sebaya terhadap perilaku menyontek Siswa SMP Negeri 7 Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh interaksi teman sebaya terhadap perilaku menyontek siswa. Metode penelitian kuantitatif dengan desain penelitian asosiatif. Populasi di dalam penelitian ini berjumlah 555 siswa. Sampel yang digunakan adalah proportionate stratified random sampling berjumlah 232 siswa. Uji validitas menggunakan rumus Korelasi Pearson Product Moment berjumlah 30 item untuk variabel X dan 40 item untuk variabel Y. Terdapat 4 item tidak valid pada variabel X, sedangkan variabel Y valid 100%. Pada uji reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach diperoleh hasil pada variabel X rhitung = 0,639 > rtabel = 0,355 dan pada variabel Y rhitung = 0,843 > rtabel = 0,355. Selanjutnya data dianalisis uji persyaratan yaitu uji normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dalam IBM SPSS Statistics 25 diperoleh hasil data berdistribusi normal dengan tingkat Sig. 0,200 > 0,05. Selanjutnya dilakukan uji regresi linear sederhana diperoleh Sig. 0,001 rtabel 0,138 (n= 232). Kemudian diketahui koefisen determinasi atau rhitung adalah -0,2232 = 0,05 yang mengandung arti bahwa pengaruh interaksi teman sebaya (X) terhadap perilaku menyontek (Y) adalah sebesar 5% dalam kategori rendah. Hal tersebut terbukti dari rendahnya kemampuan siswa dalam indikator komunikasi serta tingginya kemampuan siswa dalam indikator menyesuaikan diri yang berdasarkan hasil instrumen skala Likert