Perencanaan Infrastruktur Transportasi Laut untuk Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas: Studi Kasus Pulau Nias

Pemerintah Indonesia saat ini sedang mengembangkan kelistrikan yang ramah lingkungan di berbagai wilayah melalui konversi bahan bakar solar menjadi gas alam cair (LNG) pada pembangkit listrik. Konversi bahan bakar tersebut bertujuan untuk mengurangi emisi dan nilai impor bahan bakar minyak. Salah satu pembangkit listrik yang mengalami kendala konversi adalah Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) di Pulau Nias, karena proyek gasifikasi yang belum selesai dibangun dan infrastruktur penanganan LNG yang belum tersedia. Tugas Akhir ini bertujuan untuk merencanakan infratruktur transportasi laut di Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas Pulau Nias dengan durasi proyeksi 20 tahun. Langkah pertama adalah menganalisis alat angkut gas yang tersedia beserta titik lokasi suplai. Selanjutnya adalah merencanakan kebutuhan terminal asal dan tujuan untuk menangani LNG sesuai variasi alat angkut yang digunakan, serta melakukan estimasi jumlah kebutuhan gas alam cair untuk PLTMG Nias dalam jangka panjang. Beberapa skenario perlu dikembangkan dengan memperhatikan biaya transportasi dan investasi, karena permintaan gas alam cair oleh PLTMG Nias relatif rendah serta titik suplai tidak dapat menangani kapal berukuran kecil. Metode optimasi dipakai untuk memilih skenario distribusi serta terminal yang paling optimum. Hasil analisis menunjukan bahwa pola distribusi LNG yang paling optimum adalah dengan menggunakan 3 (tiga) unit Kapal LCT berkapasitas 40 Box ISO Tank 40ft dengan titik suplai berasal dari Terminal LNG Arun. Pengadaan kapal dilakukan secara bertahap dengan 2 kapal pada tahun 2022 dan menambah 1 kapal pada tahun 2034. Fasilitas penyimpanan untuk TUKS PLTMG Nias menggunakan tangki berkapasitas 2300 KL. Biaya satuan dari pengadaan LNG dari Terminal LNG Arun ke TUKS PLTMG Nias sebesar 1.440 Rp/liter atau setara 4,8 $/MMBTU. Dampak penerapan LNG sebagai bahan bakar PLTMG dapat mengurangi emisi sebesar 58% dan mengurangi biaya pengadaan bahan bakar sebesar 56%. =============================================================================================== The government of the Republic of Indonesia has developed an environmentally friendly source of electricity by converting diesel fuel into liquefied natural gas (LNG) used at electric power plants. Fuel conversion aims to reduce emissions and the value of imported fuel oil. One of the power plants experiencing conversion problems is the Gas Engine Power Plant (PLTMG) on Nias Island, due to the unfinished gasification project and the unavailability of LNG handling infrastructure. This Final Project aims to plan marine transportation infrastructure at Nias Island Gas Engine Power Plant with a projected duration of 20 years. The first step is to analyze the source of gas and its location. It is then to plan the needs for terminals of origin and destination to handle LNG according to the variety of transportation modes and estimate the amount of liquefied natural gas required for PLTMG Nias in the long term. Several scenarios need to be developed by considering transportation and investation costs because the demand for PLTMG Nias is relatively low, while the supply point cannot accommodate small vessels. Optimization is utilized to select the optimum distribution scenario and its required terminal. The results show that the most optimum LNG distribution pattern is by using 3 units of LCT ISO tank vessels that can carry 40 Boxes of 40ft container with the supply point coming from Arun LNG Terminal. The vessel procurement will be carried out in two stages: 2 vessels in 2022 and one additional vessel in 2034. The storage facility for TUKS PLTMG Nias uses a tank capacity of 2300 KL. The unit cost of procuring LNG from Arun LNG Terminal to TUKS PLTMG Nias is 1,440 IDR/litre, equivalent to 4.8 USD/MMBTU. The impact of applying LNG as fuel for PLTMG can reduce emissions by 58% and reduce fuel procurement costs by 56%