Kajian Bioremediasi untuk Menurunkan Konsentrasi Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) pada Air Tanah Tercemar Lindi

Kehadiran TPA seringkali berpotensi menimbulkan pencemaran lingkungan seperti pencemaran air dan tanah. Pada beberapa kasus ditemukan adanya sumur yang tercemar oleh lindi. Lindi dapat mengandung zat-zat berbahaya seperti logam berat timbal dan kadmium. Kandungan logam berat dalam lindi berpotensi mencemari sumur. Padahal masyarakat masih menggunakan air dari sumur tersebut untuk kebutuhan sehari-hari. Bioremediasi menjadi salah satu alternatif yang baik untuk mengatasi pencemaran air tanah karena dinilai lebih sederhana, lebih murah, mudah diaplikasikan, dan tidak memberikan dampak negatif pada lingkungan dibandingkan metode remediasi secara fisik dan kimia. Studi ini mengkaji literatur yang membahas pencemaran logam berat pada air tanah, pemanfaatan mikroalga dalam proses bioremediasi logam berat, dan kemampuan Spirulina platensis dalam menyisihkan logam berat untuk studi kasus pencemaran air tanah di TPA Wukirsari, Gunungkidul. Hasil studi menunjukkan bahwa mikroalga memiliki enzim pada permukaan sel yang mampu mengikat logam berat. Mikroalga juga mengakumulasi logam berat pada intraselulernya. Penambahan Spirulina platensis pada bioremediasi air tanah tercemar di sekitar TPA Wukirsari menyebabkan konsentrasi timbal dan kadmium berkurang sebesar 90% dan 85%. Konsentrasi akhir timbal dan kadmium yaitu 0,053 mg/L dan 0,0045 mg/L. ================================================================================================ The presence of landfills often has the potential to cause environmental pollution such as water and soil pollution. In some cases, there are wells contaminated by leachate. Leachate can contain heavy metals such as lead and cadmium. The content of heavy metals in leachate has the potential to contaminate wells. Even though the community still uses water from the well for daily needs. Bioremediation is one of the good alternatives to overcome groundwater pollution because it is considered simpler, cheaper, easy to apply, and does not have a negative impact on the environment than physical and chemical remediation methods. This study examined literature discussing heavy metal pollution in groundwater, the utilization of microalgae in the process of heavy metal bioremediation, and the ability of Spirulina platensis to remove heavy metals for groundwater pollution case studies at Wukirsari landfill, Gunungkidul. The results showed that microalgae have enzymes on the surface of cells that are able to bind to heavy metals. Microalgae also accumulate heavy metals in their intracellular. The addition of Spirulina platensis to bioremediation of contaminated groundwater around Wukirsari landfill caused lead and cadmium concentrations to decrease by 90% and 85%, respectively. The final concentrations of lead and cadmium are 0.053 mg/L and 0.0045 mg/L