Implementasi Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Pada Bangunan Bertingkat Di Jakarta Dan Tangerang

Sebagai ibu kota Indonesia dan sekaligus mejadi pusat pemerintahan, keamanan, sosia, ekonomi, bisnis, dan perindustrian, Kota Jakarta memiliki berbagai sarana dan prasarana penunjang kehidupan yang sangat beragam dan lengkap. Karena Jakarta merupakan kota yang maju dan padat, maka di kota ini juga terdapat banyak proyek kostruksi. Dalam proses pembangunannya, selalu ada potensi risiko dan bahaya kecelakaan yang akan terjadi. Dengan ini, penerapan K3 pada proyek konstruksi ialah berperan penting untuk menjaga, melindungi, dan menciptakan lingkungan yang aman. Pelaksanaan K3 sangatlah penting untuk menunjang keselamatan dan keberlangsungan proyek dengan harapan zero accident selama proses proyek berlangsung. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana penerapan SMK3 dalam proyek konstruksi gedung dan juga kendala yang terjadi dalam proses implementasi SMK3. Penelitian dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner pada 3 proyek konstruksi bangunan bertingkat konstruksi di Kota Jakarta dan Tangerang. Analisis data dilakukan dengan metode mean dan kruskal wallis,hasil dari mean menentukan tingkat kesesuaian penerapan K3 pada proyek kruskal-wallis menentukan tingkat signifikan perbedaan penerapan K3 dalam masing-masing proyek serta mengetahui tingkat penerapan SMK3 dari masing-masing proyek. Penelitian dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner pada 6 proyek konstruksi gedung konstruksi di Kota Jakarta dan Tangerang dengan kondisi bangunan berisiko tinggi, dengan jumlah responden di tiap proyek berjumlah 5 orang. Untuk total responden berjumlah 30 orang. Selanjutnya disebarkannya kuesioner, analisis data menggunakan perhitungan statistik yaitu metode mean dan kruskal-wallis. Setelah dilakukan penelitian terdapat hasil bahwa gedung yang berisiko tinggi di kota Jakarta dan Tangerang berada pada posisi cukup hingga bagus pada program K3 pada tiap variabel. Untuk variabel dengan penilaian cukup yaitu yaitu Kelengkapan pada site, keamanan tempat dalam bekerja, kebakaran, perlindungan terhadap publik, kesehatan kerja, sedangkan variabel dengan penilaian bagus yaitu, peralatan kerja, pakaian kerja (APD), kebijakan K3, inspeksi dan audit. Adapun terjadi beberapa kendala dalam proses implementasinya yakni minimnya angaran dana dari perusahaan, luas lahan yang terbatas, jenis kontrak lump sum yang tidak memungkinkan untuk kontraktor menambah nilai kontrak sehingga kontraktor merasa terbeban dalam mendanai pengecekan covid-19. Beberapa program K3 yang dilaksanakan dalam kondisi pandemi melalui kegiatan seperti penggunaan masker di lokasi proyek untuk kegiatan, pengukuran suhu pada awal masuk ke lokasi proyek, dan cuci tangan/hand sanitizer sebelum memasuki lokasi proyek. ================================================================================================ As the capital city of Indonesia and at the same time being the center of government, security, social, economy, business, and industry, the city of Jakarta has a variety of very diverse and complete life support facilities and infrastructure. Because Jakarta is a developed and dense city, there are also many construction projects in this city. In the construction process, there are always potential risks and dangers of accidents that will occur. With this, the application of K3 in construction projects is to play an important role in maintaining, protecting, and creating a safe environment. The implementation of K3 is very important to support the safety and sustainability of the project with the hope of zero accidents during the project process. The purpose of this study is to find out and analyze how the implementation of SMK3 in building construction projects and also the obstacles that occur in the process of implementing SMK3. The research was conducted by distributing questionnaires to 3 high-rise building construction projects in the cities of Jakarta and Tangerang. Data analysis was carried out using the mean and kruskal Wallis method, the results of the mean determine the level of suitability of the application of K3 in the Kruskal-Wallis project to determine the significant level of differences in the application of K3 in each project and determine the level of application of OSH in each project. The research was conducted by distributing questionnaires to 6 construction projects in the cities of Jakarta and Tangerang with high-risk building conditions, with the number of respondents in each project being 5 people. The total respondents were 30 people. Furthermore, the distribution of questionnaires, data analysis using statistical calculations, namely the mean and kruskal-wallis method. After doing the research, there are results that high-risk buildings in the cities of Jakarta and Tangerang are in a fairly to good position in the K3 program for each variable. For variables with a sufficient assessment, namely site completeness, safety at work, fire, protection of the public, occupational health, while variables with a good assessment are work equipment, work clothes (PPE), K3 policies, inspections and audits. There were several obstacles in the implementation process, namely the lack of budget funds from the company, limited land area, the type of lump sum contract that did not allow the contractor to increase the contract value so that the contractor felt burdened in funding the Covid-19 check. Several K3 programs were implemented in a pandemic condition through activities such as the use of masks at the project site for activities, temperature measurement at the beginning of entering the project site, and washing hands/hand sanitizer before entering the project site