Hubungan asupan energi dan protein dengan kejadian stunting pada balita usia 12-59 bulan di kecamatan Sangir Jujuan

Kekurangan asupan energi dan protein pada anak pada jangka waktu lama akan terjadi gangguan proses pertumbuhan tulang sehingga mengakibatkan masalah gizi pada balita seperti stunting. Balita stunting meningkatkan resiko menurunnya kemampuan belajar, anak lebih pasif, dan menurunnya kondisi kesehatan pada jaringan atau organ dimasa yang akan datang. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah keterkaitan konsumsi makanan yang mengandung energi dan protein dengan terjadinya kegagalan pertumbuhan yaitu stunting pada balita yang berusia 12-59 bulan di Kecamatan Sangir Jujuan. Penelitian ini menggunakan desain crosssectional, sampel sebanyak 36 balita yang sesuai dengan kriteria inklusi yaitu 18 responden balita stunting dan 18 responden balita non stunting di Kecamatan Sangir Jujuan Kabupaten Solok Selatan Kota Padang. Asupan energi dan protein diukur dengan menggunakan Semi-Quantitative Food Frequency Questionnaire (SQ FFQ), sedangkan untuk menentukan status gizi balita stunting menggunakan WHO antropometri 2020. Analisis data menggunakan uji chi square. Hasil Keterkaitan konsumsi makanan yang mengandung energi dengan terjadinya kegagalan pertumbuhan yaitu stunting di dapatkan efek bukti pada pengkajian ini adalah nilai Chi = 1,029 dan sig/p = 0,310 > 0,05 maka asupan energi tidak menjadi faktor penyebab terjadinya stunting pada balita usia 12-59 bulan di Kecamatan Sangir Jujuan, sedangkan keterkaitan konsumsi makanan yang mengandung protein dengan terjadinya kegagalan pertumbuhan yaitu stunting di dapatkan efek bukti pada penelitian ini adalah nilai Chi = ,148 dan sig/p = 0,700 > 0,05 maka asupan protein juga tidak menjadi faktor penyebab terjadinya kegagalan pertumbuhan yaitu stunting pada balita usia 12-59 bulan di Kecamatan Sangir Jujuan