Perbandingan Persentase Sel T CD4+ dan Sel T Helper 17 pada Kultur Peripheral Blood Mononuclear Cell Pasien Uatoimmune Hemolytic Anemia dengan Kontrol Normal

LATAR BELAKANG: Anemia hemolitik autoimun adalah kelainan langka yang ditandai oleh hemolisis, yaitu pemecahan sel darah merah yang terjadi oleh proses autoantibodi dan/atau komplemen, bersama dengan makrofag yang diaktifkan, limfosit T dan sitokin yang semuanya berkontribuasi pada prosesnya. Mekanisme yang terlibat dalam kegagalan toleransi pusat dan perifer dalam perkembangan AIHA sebagian besar masih belum diketahui. Limfopenia diketahui berperan dalam kejadian autoimun, demikian juga dengan sel T Helper 17 diketahui memiliki peran dalam patogenesisnya. METODE: Penelitian ini menggunakan desain observasional case control di laboratorium secara in vitro pada kultur peripheral blood mononuclear cell (PBMC) pada kelompok sampel pasien AIHA dan subjek normal. Pada penelitian ini akan dievaluasi persentase sel T CD4+ dan sel Th17 dengan flowsitometri. Uji normalitas dengan metode saphiro wilk. Perrbedaan antara kelompok dianalisis dengan independet students t-test/Mann Withney dengan tingkat kebermaknaan p < 0,05. Hasil dari analisa tersebut dilanjutkan dengan uji korelasi regresi linear. HASIL: Rerata persentase sel T CD4+ antara kelompok yang diuji dengan metode Mann Withney memiliki perbedaan signifikan (nilai p=0,000) dengan hasil Mean ± SD, T CD4+ KN 0,292 ± 0,024 KP 0,261 ± 0,006. Bila dibandingkan dengan KN terdapat penuruan sel T CD4+ pada kelompok AIHA.. Rerata persentase Th17 antara kelompok yang diuji dengan independent t-test tidak memiliki perbedaan bermakna dengan hasil Mean ± SD, Th17 KN 0,615 ± 0,053 KP 0,652 ± 0,042. KESIMPULAN: Persentase sel T CD4+ pada pasien AIHA lebih rendah dibandingkan subjek normal. Tidak ada perbedaan yang bermakna pada persentase sel Th17 pada kedua kelompok