Ekstraksi Maserasi Total Fenol dan Flavonoid dari Propolis dan Formulasinya dengan Sari Jeruk Keprok Batu 55 (Citrus reticulata Blanco) sebagai Minuman Fungsional Serta Kajian Pustaka Potensi Propolis Sebagai Anti-Inflamasi

Propolis mengandung komponen bioaktif antara lain fenol dan flavonoid yang telah banyak diteliti mempunyai fungsi kesehatan. Ekstraksi propolis perlu dilakukan pada kondisi ekstraksi yang tepat untuk mendapatkan ektrak propolis dengan kualitas yang maksimal. Penelitian ini bertujuan melakukan optimasi rasio air dan propolis, suhu, dan waktu ekstraksi untuk memperoleh total fenol dan total flavonoid terbaik pada ekstraksi maserasi propolis, formulasi ekstrak propolis yang diperoleh dan sari jeruk untuk mendapatkan minuman fungsional dan kajian literatur peran antiinflamasi senyawa bioaktif ekstrak propolis. Rancangan percobaan Box Behnken Respon Surface Methodology digunakan untuk optimasi faktor ekstraksi maserasi propolis yaitu variasi rasio air dan propolis (5:1,10:1 dan 15:1), waktu maserasi (5 ,30 dan 45 menit) dan suhu maserasi (50, 60 dan 70 oC). Respon yang dianalisis adalah total fenol dan flavonoid. Selanjutnya ekstrak propolis yang diperoleh dari kondisi ekstraksi yang optimal dicampur dengan sari buah jeruk dan selanjutnya dianalisis total fenol dan flavonoid. Peran antiinflamasi senyawa bioaktif ekstrak propolis dilakukan dengan kajian pustaka yang meliputi pengujian ekstrak propolis sebagai anti inflamasis secara in vitro dan in vivo dan mengetahui mekanisme propolis sebagai antiinflamasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh nyata interaksi rasio air : propolis, suhu dan waktu maserasi terhadap nilai kadar flavonoid dan kadar fenol. Kondisi ekstraksi maserasi optimum yang menghasilkan ekstrak dan kadar fenol yang tinggi adalah yang diproses dengan suhu ekstraksi 60,95 oC , pada waktu ekstraksi 45,00 menit dan rasio : propolis yaitu 1: 5 dengan prediksitotal fenol sebesar 4,88 mg GAE/g .Sedangkan total flavonoid yang tertinggi terdapat pada kondisi ekstraksi rasio air:propolis sebesar 1:5 dengan lama ekstraksi 30 menit pada suhu 50 °C (0,46 mg QE/g). Hasil kajian pustaka mengenai peran antiinflamasi senyawa bioaktif ekstrak propolis dari penelitian in vivo maupun in vitro menyatakan bahwa propolis mempunyai fungsi untuk menekan ekspresi gen terutama pada LOX, COX1 dan COX2, menekan aktivitas NF-kB dan AP-1 serta menekan pelepasan sitokin inflamasi seperti TNF-a dan IL-1b. CAPE yang terdapat dalam propolis memiliki berbagai karakteristik salah satunya yaitu berperan sebagai anti inflamasi yang memudahkan masuk kedalam sel dapat menginhibisi LOX dan COX yang terlibat dalam jalur metabolisme dan juga menginhibisi pelepasan sitokin inflamasi dan meningkatkan produksi sitokin anti inflamasi secara simultan seperti IL-10 dan IL- 4. Selain itu CAPE juga dapat mengurangi infiltrasi sel inflamasi neutrofil dan monosi