Perbandingan TNF- α dan IL-6 Rattus Norvegicus yang Diberikan Diet Induced-Nash untuk Pembuatan Hewan Coba Nash

Nonalcoholic fatty liver disease (NAFLD) merupakan penumpukan trigliserida dalam hati ketika konsumsi harian alkohol kurang dari dua hingga empat gelas. Dalam perjalanannya, sebagian dari pasien yang menderita NAFLD akan berkembang derajat keparahannya menjadi NASH. Ada beberapa mekanisme yang dapat menyebabkan terjadinya NASH, salah satunya adalah karena adanya peran dari sitokin pro-inflamasi. Pro-inflammatory markers seperti IL-6 dan TNF-α berperan utama dalam patogenesis NAFLD. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian model diet terhadap kadar TNF-α, IL-6, dan skor NAS. Penelitian ini merupakan true experimental study dengan empat kelompok yang terdiri dari satu kelompok kontrol (KN) dan tiga kelompok diet induced-NASH yakni HFD, HFHFD, dan WD selama 12 pekan. Sampel kemudian diambil dari masing-masing hepar dan darah tikus. Sampel hepar dibuat dengan pewarnaan hematoxylin-eosin dan di scan menggunakan aplikasi OlyVIA. Sedangkan untuk sampel darah akan diuji menggunakan ELISA. Penelitian ini di analisis menggunakan IBM SPSS Statistic 25 dengan metode One Way ANOVA dan Kruskal-wallis, dilanjutkan dengan Post hoc tukey dan Tamhane’s serta uji Pairwise comparison. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat peningkatan dan perbedaan yang signifikan pada skor NAS kelompok KN dibanding kelompok HFD, HFHD, dan WD. Terdapat peningkatan dan perbedaan yang signifikan pada kadar IL-6 dan TNF-α kelompok KN dibanding kelompok HFD dan WD. Selanjutnya, tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kadar IL-6 dan TNF-α kelompok KN dibanding kelompok HFHFD. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pemberian diet tinggi lemak dan diet western efektif dalam meningkatkan skor NAS, IL-6 dan TNF-α. Sedangkan pemberian HFHFD hanya efektif dalam meningkatkan skor NAS