Pengaruh Persepsi Petani Terhadap Keputusan Adopsi Inovasi Benih Kentang Ex-Vitro Di Desa Sumberbrantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu

Desa Sumberbrantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu merupakan salah satu sentra penghasil tanaman kentang yang memiliki potensi sumberdaya alam, sumber daya manusia, modal, dan kelompok tani. Namun terdapat permasalahan dalam budidaya kentang yaitu mahalnya harga benih unggul bersertifikat dan fluktuasi produktivitas. Dinas Pertanian Kota Batu bekerja sama dengan Balai Pengkajian dan Pengembangan Teknologi memberikan solusi dengan mengadakan sosialisasi dan pembinaan penggunaan benih kentang ex-vitro kepada petani, dan mendapatkan hasil panen mencapai 36-40 ton/ hektar. Namun sampai saat ini masih ada petani yang belum menggunakan benih berkualitas hasil teknologi ex-vitro. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan (1) mengidentifikasi faktor-faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi keputusan petani dalam adopsi inovasi benih kentang ex-vitro. (2) mendeskripsikan persepsi petani mengenai karakteristik inovasi benih kentang ex-vitro. (3) mendeskripsikan keputusan petani dalam adopsi inovasi benih kentang ex-vitro yang dikaitkan dengan karakteristik adopter. (4) menganalisis pengaruh persepsi petani terhadap keputusan adopsi inovasi benih kentang ex-vitro. Metode penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan alat analisis regresi logistik dan regresi linier berganda. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei – Juni 2021. Penentuan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) di Desa Sumberbrantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Sampel penelitian menggunakan 50 responden yang merupakan anggota dari Kelompok Tani Anjasmoro 01 dan Anjasmoro Jaya Abadi 04, lalu dibagi kedalam dua kelompok responden yaitu 25 responden petani yang sudah adopsi dan 25 petani belum adopsi menggunakan teknik stratified random sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor sosial ekonomi petani secara simultan berpengaruh terhadap keputusan adopsi inovasi benih kentang ex-vitro. Faktor luas lahan menjadi pertimbangan utama dalam memutuskan adopsi inovasi untuk mendapatkan hasil produksi yang tinggi. Persepsi petani mengenai karakteristik inovasi termasuk dalam kategori tinggi, baik yang sudah adopsi (81,1%) maupun petani yang belum adopsi (77,83%). Persepsi yang baik terhadap inovasi akan didapatkan jika petani sudah mengetahui karakteristik inovasi dengan baik dan melihat dari perubahan perilakunya dalam menggunakan inovasi. Keputusan petani dalam adopsi inovasi seiring dengan berjalannya waktu masih dapat berubah tergantung pada kondisi dan kebutuhan petani itu sendiri. Petani yang sudah adopsi sebanyak 42% orang inovator dan penerap dini akan terus mengadopsi, 8% orang pelopor akan diskontinuitas. Sedangkan petani yang belum adopsi sebanyak 34% orang penerap akhir akan mengadopsi (pengadopsian terlambat) dan 16% orang laggards (tetap menolak inovasi benih kentang ex-vitro). Persepsi petani yang sudah adopsi dan yang belum ii adopsi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap keputusan adopsi. Hal tersebut menunjukkan bahwa adopsi benih unggul dipengaruhi langsung oleh persepsi petani terhadap karakteristik dari benih itu sendiri, ketersediaan benih unggul dan perubahan perilaku petani, serta secara tidak langsung dipengaruhi oleh karakteristik sosial ekonomi petani. Berdasarkan dari hasil penelitian, disarankan kepada Balai Pengkajian dan Penerapan Teknologi dalam mengenalkan suatu inovasi agar mempertimbangkan dengan baik karakteristik inovasi sehingga dapat dipersepsikan secara positif oleh petani. Bagi Dinas Pertanian Kota Batu diharapkan dapat melakukan pendampingan dan memberikan bantuan benih secara merata kepada petani yang belum adopsi agar tertarik untuk mengadopsi benih kentang ex-vitro. Serta petani yang sudah mengadopsi diharapkan dapat memberikan contoh, motivasi, dan berbagi pengalaman kepada petani yang belum adopsi untuk keberlanjutan usaha taninya