POLA PENGGUNAAN DISFEMISME PADA TAYANGAN BERITA REDAKSI PAGI DI TELEVISI DAN IMPLIKASINYA BAGI PEMBELAJARAN MAJAS SISWA KELAS VIII DI SMP

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi pola penggunaan disfemisme yang terdapat dalam tayangan berita Redaksi Pagi di televisi. Pelaksanaan penelitian dilakukan di Jakarta selama satu semester yaitu semester genap tahun akademik 2010/2011 dengan menganalisis hasil rekaman tayangan berita Redaksi Pagi di televisi. Sementara itu, untuk waktu pengambilan data dilakukan pada Maret sampai April 2011. Fokus penelitian ditujukan pada pola penggunaan disfemisme yang diperoleh dari tayangan berita Redaksi Pagi. Objek penelitian adalah tayangan berita di televisi. Adapun berita yang digunakan berasal dari berita yang telah ditentukan sebelumnya, yaitu tayangan berita Redaksi Pagi yang ditayangkan pada Maret sampai April 2011 dan data tersebut diambil secara random. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan teknik analisis isi, yaitu dengan mengumpulkan data yang diperoleh dengan cara merekam tayangan berita Redaksi Pagi di televisi, yang ditranskripsikan dan kemudian dianalisis. Instrumen penelitian ini, yaitu dengan memanfaatkan tabel analisis untuk memudahkan dalam menganalisis data. Analisis data dilakukan dengan mengklasifikasikan data disfemisme berdasarkan bentuk dan bidangnya, kemudian kosakata disfemisme yang memiliki bentuk asal yang sama dikelompokkan untuk mengetahui polanya. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan pada tayangan berita Redaksi Pagi, diperoleh 168 data yang mengandung gaya bahasa disfemisme. Dilihat dari segi bentuknya, terdapat 149 disfemisme berbentuk kata atau 88,69% dan disfemisme bentuk kata ini menjadi bentuk terbanyak diantara bentuk disfemisme yang lain. Selain disfemisme bentuk kata juga terdapat disfemisme yang berbentuk frase yaitu sebanyak 18 atau 10,71%, sementara itu disfemisme yang berbentuk klausa paling sedikit diperoleh yaitu 1 atau 0,6%. Sementara itu, jika dilihat dari bidangnya, terdapat 9 atau 5,36 % difemisme yang termasuk bidang kepercayaan dan bidang ini yang paling sedikit ditemukan dalam data yang dianalisis, sementara itu disfemisme yang termasuk bidang sosial paling banyak diperoleh yaitu sebanyak 100 atau 59,52%, sedangkan disfemisme yang termasuk bidang politik hanya ditemukan sebanyak 16 atau 9,52% dan disfemisme yang termasuk bidang hukum ditemukan sebanyak 43 atau 25,6%. Selain itu, 168 data yang diteliti, beberapa di antaranya memiliki bentuk asal yang sama dan terdapat 15 bentuk asal yang memiliki lebih dari satu bentuk disfemisme. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa, penggunaan disfemisme pada tayangan berita Redaksi Pagi, gaya bahasa disfemisme lebih berfungsi untuk menekankan isi berita. Penelitian ini diimplikasikan bagi siswa kelas VIII di SMP agar dapat menggunakan televisi sebagai sarana memahami pembelajaran gaya bahasa atau majas, khususnya contoh-contoh disfemisme. Oleh karena itu sebagai siswa hendaknya dapat memahami gaya bahasa atau majas terutama fungsi dari penggunaan gaya bahasa dalam kalimat, khususnya gaya bahasa disfemisme