UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE (TTW) PADA POKOK BAHASAN HIMPUNAN DI KELAS VII-E SMP NEGERI 97 JAKARTA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan strategi pembelajaran TTW pada pokok bahasan himpunan dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa kelas VII-E SMP Negeri 97 Jakarta. Berdasarkan hasil observasi dan hasil awal kemampuan komunikasi matematis yang dilakukan di kelas VII-E SMP Negeri 97 Jakarta, terlihat bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa masih rendah, sehingga kemampuan tersebut perlu ditingkatkan. Dalam hal ini strategi pembelajaran TTW dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam pelaksanaan pembelajaran matematika di kelas. Strategi pembelajaran TTW terdiri dari tiga tahap, yaitu think (berpikir), talk (berbicara), dan write (menulis), dimana masing-masing tahapannya dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa dalam pembelajaran. Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam tiga siklus dan tiap siklus terdiri atas empat tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, analisis, dan refleksi. Pada setiap siklus, pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan strategi TTW. Siswa diberikan tes pada setiap akhir siklus untuk mengukur kemapuan komunikasi matematis siswa. Waktu pelaksanaan penelitian berlangsung dari bulan Maret sampai April 2016 di kelas VII-E SMP Negeri 97 Jakarta tahun pelajaran 2015-2016. Siswa berjumlah 35 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran matematika melalui strategi TTW dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya peningkatan nilai rata-rata tes kemampuan komunikasi matematis. Rata-rata nilai tes kemampuan komunikasi matematis siswa kelas VII-E SMP Negeri 97 Jakarta pada penelitian pendahuluan adalah 39,23. Kemudian pada siklus I meningkat menjadi 65,29, pada siklus II meningkat menjadi 72,29, dan pada siklus III meningkat menjadi 78,63. Kemudian jumlah siswa yang mencapai atau melebihi 70 juga mengalami peningkatan. Pada penelitian pendahuluan tidak ada siswa yang mencapai nilai 70, pada siklus I sebesar 48,6% siswa telah mencapai atau melebihi nilai 70, pada siklus II meningkat menjadi 77,1% siswa, dan pada siklus III meningkat menjadi 88,6% siswa. This study aims to determine how the application of learning strategies TTW on the subject of the set can improve communication skills mathematical class VII-E at Junior High school number 97 Jakarta. Based on observations and the preliminary results of mathematical communication skills which conducted in class VII-E at Junior High school number 97 Jakarta, showed that students' mathematical communication ability is still low, so the ability should be enhanced. In this case TTW learning strategies can be used as an alternative in the implementation of learning mathematics in the classroom. TTW learning strategy consists of three stages, namely think, talk, and write, where each stage can improve mathematical communication skills of students in learning. This type of research is a classroom action research which carried out in three cycles and each cycle consists of four phases: planning, implementation, analysis, and reflection. At each cycle, the study was carried out by implementing a strategy TTW. Students are given a test at the end of each cycle to measure students' mathematical communication Traffic. The timing of the studies lasted from March to April 2016 in class VII-E at Junior High school number 97 Jakarta in academic year 2015-2016. Students numbered 35 people. The results showed that the learning of mathematics through TTW strategy can improve students' mathematical communication skills. It is shown by an increase in the average value of mathematical communication ability test. The average value of mathematical communication ability test class VII-E at Junior High school number 97 Jakarta in the preliminary study is 39.23. Then in the first cycle increased to 65.29, on the second cycle increased to 72.29, and the third cycle increased to 78.63. Then the number of students reaching or exceeding 70 also increased. In the study pendahuan no students who achieve a score of 70, in the first cycle of 48.6% of students met or exceeded the value of 70, on the second cycle increased to 77.1% of the students, and the third cycle increased to 88.6% of students