Implementasi Teori Pers Tanggungjawab Sosial dalam Kegiatan Jurnalstik Kompas.Id

Jumlah masyarakat yang membaca media online semakin besar. Namun, media-media online tersebut tidak jarang menunjukkan konten yang kualitasnya rendah, seperti pembuatan berita hoaks dan clickbait. Hal ini disebabkan karena pendapatan media online sangat bergantung pada iklan yang memberikan pendapatan dengan traffic, mengorbankan kualitas pemberitaan. Di sisi lain, media online berbayar ditemukan selalu mengeluarkan konten yang berkualitas tinggi di atas media online gratis. Namun, ada kemungkinan konten berkualitas tersebut tidak bisa diakses oleh seluruh golongan masyarakat sehingga ada kemungkinan melalaikan tanggung jawab media sebagai pelayan masyarakat. Untuk meneliti terkait masalah ini, peneliti melakukan penelitian kualitatif menggunakan teoripers tanggung jawab sosial kepada Kompas.id, media yang satu kesatuan dengan Harian Kompas, tetapi berbentuk media online berbayar sehingga orang-orang harus membayar terlebih dahulu sebelum mengonsumsi konten Kompas.id. Menurut teori pers tanggung jawab sosial, media yang bertanggung jawab kepada masyarakat memiliki lima ciri-ciri: (1) Merasa memiliki kewajiban kepada masyarakat, (2) Melakukan pemberitaan yang benar, akurat, adil, objektif, dan relevan, (3) Tersedia secara gratis, (4) Memiliki kode etik dan menjunjung profesionalisme, (5) Merasa bahwa pemerintah boleh mengintervensi media demi kepentingan publik. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, menggunakan metode studi kasus melalui wawancara. Para informan adalah empat orang yang bekerja di Kompas.id, yaitu Haryo Darmantono (Wakil Redaktur Pelaksana), Tri Agung Kristanto (Wakil Pemimpin Redaksi), Ilham Khoiri (Wakil Sekretaris Redaksi), dan Antony Lee (Kepala Desk Politik dan Hukum). Secara garis besar menurut hasil penelitian, Kompas.id terlihat memenuhi dan menyetujui ciri-ciri 1,2, dan 4, tetapi tidak memenuhi dan tidak menyetujui ciri-ciri 3 dan 5. Hal ini disebabkan berbagai macam faktor, seperti biaya yang besar diperlukan dalam memproduksi konten jurnalistik berkualitas, tidak ada informasi yang benar- benargratis, media bisa mengatur dirinya sendiri tanpa pemerintah, dan lain-lain