Faktor Determinan Work Related Musculoskeletal Disorder pada Petambak di Desa Langnga, Kecamatan Mattiro Sompe, Kabupaten Pinrang Tahun 2021

Petambak termasuk pekerjaan informal, dimana pekerja informal paling sering terkena musculoskeletal disorder terkait pekerjaan atau work related musculoskeletal disorder. Berdasarkan data dari World Health Organization, musculoskeletal disorder merupakan bagian dari PAK dan merupakan penyumbang utama kecacatan di dunia yang mencapai 149 juta kasus. Laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menyatakan bahwa di Indonesia, Provinsi Sulawesi Selatan memiliki angka prevalensi musculoskeletal disorder sebanyak 34.958 kasus, dimana Kabupaten Pinrang memiliki angka prevalensi tertinggi kedua di Sulawesi Selatan sebanyak 9,42% kasus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor determinan (postur kerja, lama kerja, usia, masa kerja, dan kebiasaan merokok) terhadap work related musculoskeletal disorder pada petambak yang ada di Desa Langnga, Kecamatan Mattiro Sompe, Kabupaten Pinrang. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian adalah keseluruhan populasi berjumlah 44 responden. Hasil penelitian menunjukkan proses kerja petambak yang memiliki postur kerja paling berisiko adalah penyiapan tambak, semua responden mengalami keluhan WMSDs, dan responden lebih banyak berusia ≥ 35 tahun, memiliki masa kerja ≥ 3 tahun, lama kerja ≥ 8 jam perhari, serta merokok. Berdasarkan uji chi square diketahui ada hubungan antara variabel yang diteliti dengan Work Related Musculoskeletal Disorder (WMSDs), yaitu postur kerja (p=0,028), usia (p= 0,005), lama kerja (p= 0,008), masa kerja (p= 0,001), dan kebiasaan merokok (p= 0,003)