ANALISIS KEBOCORAN EMERGENCY SHUT DOWN VALVE PADA PROSES BONGKAR MUAT DI MT. IHSAN 1

ABSTRAKSI Nugroho, Satria Aji, 531611106044 N, 2021, “Analisa Kebocoran Emergency Shut Down Valve Pada Proses Bongkar Muat di MT. Ihsan 1”, Program Diploma IV, Program Studi Nautika, Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang, Pembimbing I: Capt. Samsul Huda, MM., M.Mar., Pembimbing II: Budi Joko Raharjo, MM. Emergency Shut-Down (ESD) adalah suatu sistem yang berfungsi untuk menutup atau menghentikan peralatan-peralatan yang berhubungan dengan sistem pemuatan seperti katub-katub (valves), pompa muatan, compressor, katub induk bahan bakar dari jarak jauh secara otomatis pada terjadi emergency atau dalam keadaan darurat untuk mengantisipasi timbulnya bahaya-bahaya atau ketika ketidak normalan pada cargo sistem. Jenis-jenis emergency shut down (ESD) antara lain : pneumatic valves (pompa angin) atau electrical push buttons (menggunakan aliran listrik). Penulis mengangkat rumusan masalah sebagai berikut: 1) Apakah penyebab terjadinya kebocoran pada pipeline emergency shut down valve. 2) Bagaimana dampak kebocoran pada pipeline emergency shut down valve pada proses bongkar muat. Metode penelitian skripsi ini adalah metode deskriptif kualitatif. Sumber data diambil dari data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan langsung (observasi), wawancara terhadap beberapa responden di kapal MT. Ihsan 1, dokumentasi serta studi pustaka. Berdasarkan hasil penelitian, faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kebocoran emergency shut down valve pada proses bongkar muat di MT. Ihsan 1 adalah pipa-pipa yang berkarat, kurangnya pemahaman anak buah kapal tentang ESDV. Dampak-dampak yang ditimbulkan akibat kebocoran emergency shut down valve pada proses bongkar muat di MT. Ihsan 1 adalah menghambat proses bongkar muat, timbulnya pencemaran akibat tetesan oli yang keluar dari lubang pipa ESDV. Untuk itu saran yang diberikan yaitu : 1) Sebaiknya segera diperbaiki atau diganti apabila ditemukan kerusakan pada ESDV untuk menghindari kerugian yang lebih besar. 2) Sebaiknya dilakukan familiarisasi serta pelatihan terhadap terjadinya kebocoran pipeline agar tidak menghambat proses bongkar muat serta terjadinya pencemaran lingkungan