KAJI PEMILIHAN UNIT PENGKONDISIAN UDARA DALAM KONDISI SUPLAI AIR DINGIN MATI

Dalam penelitian ini kajian pemilihan unit pengkondisian udara dalam kondisi darurat telah dilakukan. Dalam kondisi operasi normal, battery dan telecommunication room dikondisikan menggunakan FCU. FCU mendapatkan suplai air dingin (chilled water) dari pendingin air (chiller). Dalam kondisi darurat, chiller tidak dapat mensuplai air dingin padahal proses pengkondisian udara dalam ruangan-ruangan tersebut harus tetap berlangsung agar peralatan didalamnya dapat beroperasi pada temperatur kerja kurang dari 30 C. Ada dua alternatif pemilihan unit pengkondisian udara dalam kondisi darurat untuk mengkondisikan ruangan-ruangan tersebut. Yang o pertama adalah sistem pengkondisian udara menggunakan FCU air dingin yang dilengkapi dengan pompa sirkulasi dan berbagai katup sehingga ketika suplai air dari chiller berhenti, air dingin masih tetap dapat dialirkan dalam FCU walaupun hanya untuk beberapa saat. Yang kedua adalah ruangan-ruangan tersebut dilengkapi dengan unit pengkondisian udara lainnya seperti FCU jenis split-high wall mounted yang suplai daya listriknya diperoleh dari UPS. Jadi dalam ruanganruangan tersebut ada dua unit pengkondisian udara, yaitu FCU dengan suplai air dingin dan FCU jenis split-high wall mounted. Hasil analisis termodinamika dan biaya dapat disimpulkan bahwa alternatif kedua lebih baik dibandingkan dengan yang pertama. Alternatif pertama sangat rumit dan relatif mahal serta hanya dapat beroperasi selama 7 menit untuk mencapai temperatur keseimbangan termodinamika sebesar 30 C, sedangkan alternatif kedua, lebih sederhana dan FCU jenis split-high wall mounted yang dipilih dapat beroperasi bergantung pada pilihan jenis UPS. UPS dapat memberikan proteksi waktu mulai 30 menit hingga beberapa jam. Kata kunci: Chiller, FCU, Air Conditioning, Battery Room, Telecommuniation Room