ANALISIS POTENSI KEKERINGAN PERTANIAN DI KABUPATEN BANDUNG

Kabupaten Bandung sering mengalami kekeringan pada musim kemarau. Kekeringan yang terjadi mempengaruhi produktivitas pertanian dan ketersediaan air bersih untuk masyarakat. Hingga saat ini belum ada penelitian mengenai kekeringan di Kabupaten Bandung. Oleh karena itu penelitian ini diperlukan mengetahui potensi kekeringan yang terjadi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi kekeringan pertanian yang terjadi di Kabupaten Bandung dan mengetahui tingkat akurasi dari citra penginderaan jauh yang digunakan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan hasil citra Landsat 8, luas paling tinggi pada kelas kekeringan sangat rendah yaitu Kecamatan Rancabali, kelas rendah Kecamatan Pangalengan, kelas sedang Kecamatan Kertasari, kelas tinggi Kecamatan Nagreg, kelas sangat tinggi Kecamatan Ciwidey. Berdasarkan hasil citra Sentinel-2, kelas sangat rendah yaitu Kecamatan Pangalengan, kelas rendah yaitu Kecamatan Pangalengan, kelas sedang Kecamatan Pacet, kelas tinggi Kecamatan Baleendah dan kelas sangat tinggi Kecamatan Margaasih. Tingkat akurasi citra landsat pada peta NDVI yaitu sebesar 68,87% dan peta penggunaan lahan sebesar 76,42%. Sedangkan tingkat akurasi citra Sentinel pada peta NDVI yaitu 40,5% dan peta penggunaan lahan sebesar 72,64%. Batas minimum yang digunakan adalah 75% sehingga peta yang sudah memenuhi tingkat akurasi hanya peta penggunaan lahan berdasarkan citra Landsat 8. Kata Kunci: Kekeringan, Landsat 8, Sentinel-2 Kabupaten Bandung. Bandung Regency often experiences drought in the dry season. The drought that occurs affects agricultural productivity and the availability of clean water for the community. Until now, there has been no research on drought in Bandung Regency. Therefore, this research is needed to know the potential for drought that occurs. The purpose of this study was to determine the potential for agricultural drought that occurred in Bandung Regency and to determine the accuracy level of the remote sensing images used. The research method used is remote sensing methods and geographic information systems. The results showed that based on the results of Landsat 8 imagery, the highest area in the drought class was very low, namely Rancabali District, low class Pangalengan District, medium class Kertasari District, high class Nagreg District, very high class Ciwidey District. Based on the results of the Sentinel-2 image, very low class is Pangalengan District, low class is Pangalengan District, medium class is Pacet District, high class Baleendah District and very high class Margaasih District. The accuracy rate of Landsat images on the NDVI map is 68.87% and the land use map is 76.42%. Meanwhile, the accuracy level of Sentinel imagery on the NDVI map is 40.5% and the land use map is 72.64%. The minimum limit used is 75% so that maps that meet the accuracy level are only land use maps based on Landsat 8 imagery. Keywords: Drought, Landsat 8, Sentinel-2, Bandung Regency