PROSESI ANGINROI LORO DESA BODDIA KECAMATAN GALESONG KABUPATEN TAKALAR

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data yang jelas, lengkap dan benar tentang: 1) Bentuk penyajian Anginroi Loro Je’ne pada upacara perkawinan di Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar. 2) Fungsi Anginroi Loro Je’ne pada upacara perkawinan di Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar. Penelitian ini bersifat Deskriptif yaitu: Jenis penelitian yang menggambarkan apa adanya tentang: Anginroi Loro Je’ne pada upacara perkawinan di Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, observasi, dan analisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Bentuk penyajian Anginroi Loro Je’ne pada upacara perkawinan di Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar meliputi pelaku (pemain) yaitu a. Panrita/Anrong Bunting, b. Parate’, c. Bunting (Pengantin), d. Paganrang (pemain gendang), e. Pemain puik-puik. Tempat meliputi: a. ri kale balla’ (ruang tengah rumah), b. ri panggong bunting (panggung tempat pengantin duduk). Waktu pelaksanaan dimulai sekitar pukul 22.00 Wita sampai dengan prosesi tersebut selesai dilaksanakan. Kostum yang digunakan yakni menggunakan pakaian Baju bodo putih. 2) Fungsi Anginroi Loro Je’ne pada upacara perkawinan di Desa Boddia Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar yaitu; a) sebagai sarana upacara yang dimana Anginroi Loro Je’ne tersebut sudah menjadi suatu keharusan dan juga dapat menambah suasana kesakralan dalam prosesi tersebut, Anginroi Loro Je’ne menjadi suatu bentuk upacara yang menjadi tolak ukur selesai atau tidaknya upacara perkawinan yang dilaksanakan, b) sebagai sarana hiburan untuk calon pengantin mengenang masa lalu dan memikirkan proses kehidupan yang akan dijalaninya. Kata Kunci : Upacara, Perkawinan