Peningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam dengan Metode Eksperimen pada Siswa Kelas IV Semester 1 SD Negeri 3 Tunggulrejo Kecamatan Gabus Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2012/2013

Latar belakang masalah dalam penelitian ini adalah (1) rendahnya perolehan hasil belajar mata pelajaran IPA di SD Negeri 3 Tunggulrejo Kecamatan Gabus. (2) rendahnya kinerja belajar siswa dan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran yang berkualitas. Untuk memecahkan masalah tersebut maka alternatif tindakan yang diambil adalah dengan menerapkan metode eksperimen dalam pembelajaran IPA. Dengan metode eksperimen siswa diarahkan untuk menemukan jawaban suatu permasalahan melalui beberapa langkah penyelidikan dengan bimbingan guru. Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar siswa dengan menerapkan metode eksperimen pada mata pelajaran IPA. Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan yaitu bulan September sampai November 2012. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 3 Tunggulrejo, Kecamatan Gabus, Kabupaten Grobogan pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2012 / 2013, yang berjumlah 19 siswa, yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 10siswa perempuan. Penelitian ini berhasil jika 80% siswa tuntas dengan KKM 75.Penelitian tindakan kelas ini diaksanakan melalui siklus, masing-masing siklus terdiri atas 4 tahap yaitu perencanaan (planning),pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan (observing),dan refleksi (reflecting). Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti melibatkan teman sejawat sebagai pengamat. Sumber data diperoleh melalui teknik tes dan observasi. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis deskripsi komparatif yaitu membandingkan hasil belajar prasiklus dan masing-masing siklus.Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan penelitian tindakan kelas dan penggunaan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas IV SD Negeri 3 Tunggulrejo Kecamatan Gabus Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran 2012/2013. Sehingga harapan penulis untuk mencapai ketuntasan 80% pembelajaran tercapai. Terlihat sebelum diadakan perbaikan pembelajaran hanya ada 4 siswa yang tuntas. Setelah dilakukan perbaikan pembelajaran melalui siklus I siswa yang tuntas sudah mencapai 13 siswa dari 19 siswa. Kemudian dilakukan perbaikan pembelajaran pada silus II. Dari 19 siswa akhirnya ada 16 siswa yang mencapai nilai tuntas