Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA melalui Pendekatan Explicit Instruction Siswa Kelas V SDN Gadu 02 Kec. Gunung Wungkal Kab. Pati Tahun Pelajaran 2012 - 2013

Untuk mencapai keberhasilan siswa dalam belajar, guru dituntut mempunyai kompetensi terhadap tugas profesionalnya. Tidak hanya terbatas seberapa banyak materi yang dikuasainya, tetapi ada hal lain yang tidak kalah penting untuk dikuasai, yaitu bagaimana menggunakan metode atau pendekatan yang tepat agar pembelajaran dapat berhasil. Penulis sebagai guru yang mengajar di kelas V SD Negeri Gadu 02 Kecamatan Gunung Wungkal Kabupaten Pati, merasa terdorong untuk melakukan penelitian terhadap satu permasalahan yang dihadapi dalam proses pembelajaran IPA, yaitu hasil evaluasi pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan materi gaya magnet dan pengaruhnya dari 23 siswa hanya 10 siswa yang nilainya memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Melihat hasil belajar IPA yang dicapai siswa kelas V masih jauh dari KKM yang ditetapkan di sekolah, penulis mengajak teman sejawat berdiskusi dan bersama – sama melakukan identifikasi permasalahan tersebut. Permasalahan yang akan penulis teliti yaitu, (1) apakah melalui penerapan pendekatan Explicit Instruction dapat meningkatkan minat belajar siswa Kelas V dalam pembelajaran IPA dengan materi gaya magnet dan pengaruhnya, (2) Bagaimanakah langkah – langkah penerapan model pembelajaran Explicit Instruction dalam pembelajaran IPA dengan materi gaya magnet dan pengaruhnya sehingga siswa dapat meningkatkan kemampuannya sesuai dengan tujuan pembelajaran. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan explicit instruction(pendekatan langsung), sedangkan metode yang digunakan penulis dalam melakukan penelitian adalah metode kualitatif. Setelah melaksanakan kegiatan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada materi IPA tentang gaya magnet dan pengaruhnya melalui pendekatan Explicit Instruction dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya peningkatan nilai ketuntasan dari setiap siklus. Dari hasil PTK yang penulis laksanakan selama proses perbaikan pembelajaran dalam dua siklus dapat dilihat adanya peningkatan yaitu pada pembelajaran pra siklus ketuntasan siswa 43,4 %, pada perbaikan pembelajaran siklus I, nilai ketuntasan siswa dapat meningkat yaitu mencapai 69,5 %, dan pada perbaikan pembelajaran siklus II, nilai ketuntasan dapat meningkat lagi menjadi 86,9 %. Guru hendaknya membekali diri dengan bekal pengetahuan tentang strategi pembelajaran IPA, menggunakan bahasa yang jelas dan baik dalam menjelaskan materi pelajaran, dan menggunakan media dan alat peraga yang memadai sehingga siswa dapat aktif mengikuti KBM dan mudah memahami konsep