Representasi Informasi Geografis Menggunakan Kompinasi Exponensial Smooting dan Spatial Autocorrelation Untuk Identifikasi Wilayah Endemik Wereng Batang Coklat(Nilaparvataiugen Stal.) di Indonesia

Proceeding Seminar Nasional Sains dan Aplikasi Komputasi 2013 (Sensakom 2013), p. 75 - 87Indonesia merupakan negara di Asia yang rnenjadi wilayah endemik WBC (Nilaparvata lugen Stal.) akibat adanya migrasi massal setiap bulan April - Mei dan Juni - Juli mengikuti aliran angin Monsoon. Di Indonesia serangan hama padi WBC terparah dalam 10 tahun terakhir terjadi di Kabupaten Klaten, Sukoharjo, Wonogiri, Sragen, Karanganyar dan Boyolali provinsi Jawa Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan metode untuk memprediksi wilayah endemik WBC menggunakan kombinasi metode exponential smoothing dan spatial autocorrelation. Fokus penelitian adalah merepresentasikan informasi wilayah endemik secara geograis berdasarkan pada konektivitas objek spasial menggunakan fungsi Moran's I dan G Statistic. Penelitian dilakukan melalui empat tahap yaitu (I) perumusan permasalahan sesuai dengan karakteristik lokal wilayah studi, (2) pemrosesan dan pemodelan data meliputi proses digitalisasi data kumulatif luas tambah serangan (KLTS), data iklim, data varietas dan data predator menggunakan basisdata SQLite Expert Personal Edition. Data peta yang digunakan adalah peta dasar wilayah studi dengan skala 1: 50.000 dalam format file shapes. (3) Proses analisis data meliputi prediksi data menggunakan Exponential Smoothing HoltWinters, Spatial Autocorrelation, Pemetaan choropleth, analisis Correlogram. (4) Visualisasi dan interpretasi luaran dalam bentuk grafik Timeseries, Scatterplot, peta LISA, peta G dan Correlogram. Prototype dibangun dalam lingkungan pemrograman R (R-cran.project) dengan package forecast, rgdal, spdep, claslnt, RcolorBrewer dan maptool. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode ini dapat memberikan infomasi wilayah endemik dan memberikan informasi prediksi di masa mendatang berdasarkan indicator kejadian serangan, bioisik dan antropogenik. Hasil penelitian ini dapat dikembangkan dalam skalabilitas detail dan diterapkan sebagai perangkat pendukung untuk memprediksi wilayah endemik WBC yang selama ini dilakukan oleh Balai Besar Pengamatan Organisme Pengganggu Tanaman Kementerian Pertanian Republik Indonesi