Faktor Pemicu Pemberian Makanan Pendamping ASI Pada Bayi di Bawah Usia 6 Bulan di Daerah Sub Urban Kelurahan Kumpulrejo Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 450/Menkes/SK/IV/2004 dinyatakan bahwa ASI adalah makanan terbaik bagi bayi karena mengandung zat gizi yang paling sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. ASI perlu diberikan secara teratur sampai anak berumur 2 tahun. Namun, perkembangan pelaksanaannya di lapangan menunjukan adanya perilaku para ibu yang memberikan makanan pendamping ASI pada bayinya di bawah 6 bulan. Hal ini ditunjukkan dengan memberikan bayi yang baru lahir dengan produk makanan pendamping ASI. Menariknya adalah meskipun tenaga kesehatan, fasilitas kesehatan, akses informasi dan pelayanan kesehatan cukup mudah didapat masih banyak kaum ibu-ibu yang memberikan makanan pendamping ASI di bawah 6 bulan kepada bayinya. Dilihat dari lokasi penelitian yang letaknya merupakan daerah transisi pedesaan ke kota (Sub Urban) mengakibatkan para ibu belum bisa meninggalkan kebiasaan yang biasa dilakukan di desa yaitu dengan memberikan makanan pendamping ASI sebelum bayi berusia 6 bulan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa faktor pemicu pemberian makanan pendamping ASI pada bayi di bawah 6 bulan di Kelurahan Kumpulrejo Kecamatan Argomulya Kota Salatiga. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan sampel sepuluh orang ibu dari bayi yang diberikan makanan pendamping ASI di bawah usia 6 bulan di Kelurahan Kumpulrejo Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga. Teknik pengambilan sampel menggunakan Purposive Sampling. Dari hasil penelitian didapatkan 7 faktor yang muncul yang memicu pemberian makanan pendamping ASI pada bayi di bawah usia 6 bulan yaitu faktor lingkungan sosial, faktor pengaruh media informasi, faktor ekonomi dan faktor pelayanan kesehatan (factor eksternal). Selain itu juga faktor pendidikan, faktor pekerjaan ibu, dan faktor produksi ASI (faktor internal)