Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Konstruktivisme pada Siswa Kelas VI SDN Kebaturan Kecamatan Bawang Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2013 / 2014

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya tuntutan peningkatan kualitas satuan pendidikan pasca kebijakan desentralisasi pendidikan yang dikembangkan di Indonesia. Pendekatan Konstruktivisme merupakan model pembelajaran modern yang memiliki berbagai kelebihan yang menguntungkan proses pembelajaran. Penelitian bertujuan untuk: 1) Mengetahui proses pelaksanaan model pembelajaran dengan Pendekatan Konstruktivisme untuk siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri Kebaturan pada bidang studi IPA, 2) Mengetahui hasil belajar IPA pada siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri Kebaturan selama proses pelaksanaan pembelajaran melalui Pendekatan Konstruktivisme. Latar belakang pelaksanaan penelitian ini adalah adanya hasil uji kompetensi mata pelajaran IPA pada materi perkembangbiakan makhluk hidup menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang diperoleh siswa 53,75. Dengan hasil observasi awal ini, maka siswa dalam pelaksanaan pembelajaran hanya mampu menyerap 30%. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang menggunakan prosedur dua siklus. Metode penelitian adalah kuantitatif yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah signifikansi peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan Pendekatan Konstruktivisme. Pengambilan data dilakukan dengan populatif sampling yaitu menjadikan semua anggota populasi sebagai sampel penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, dokumentasi,dan test pengukuran hasil belajar IPA. Setelah diadakan penelitian dengan menggunakan Pendekatan Konstruktivisme diperoleh hasil yang meningkat. Keberhasilan ini dibuktikan dengan adanya peningkatan pada rata-rata kelas dan ketuntasan hasil belajar siswa. Rata-rata pada Pra Siklus adalah 53,75. Setelah dilakukan tindakan siklus1 rata-ratanya menjadi 61,25. Terjadi peningkatan dari Pra Sikus ke Siklus 1 sebesar 7,50. Kemudian setelah dilakukan tindakan siklus 2 diperolah rata-rata kelas 71,25. Peningkatan nilai rata-rata kelas dari siklus 1 ke siklus 2 adalah 10,00. Ketuntasan belajar juga mengalami peningkatan dari pra siklus, siklus 1 dan siklus 2. Jumlah siswa kelas VI adalah 40 siswa. Pada pra siklus sebanyak 12 siswa ( 30 % ) sudah mengalami ketuntasan, sisanya 28 siswa ( 70% ) belum tuntas. Pada siklus 1 sebanyak 23 siswa ( 57,50 % ) sudah tuntas, selebihnya atau 17 siswa (42,50%) belum tuntas.Setelah dilaksanakan tindakan siklus 2, sebanyak 36 siswa (90%) sudah tuntas, sisanya 4 siswa ( 10 % ) belum tuntas Untuk sisa 10% siswa yang belum mengalami ketuntasan, mungkin disebabkan karena masih adanya beberapa aspek yang belum bisa terukur melalui metode ini. Dan pada kesempatan lain, masih perlu dilakukan penelitian lanjutan yang dapat mengukur keseluruhan aspek, tidak hanya mengukur aspek kognitif saja. Sehingga hasilnya bisa maksimal atau tuntas 100%