MAKNA SIMBOL TUMPENG PADA SESAJI RITUAL SEBLANG BAKUNGAN (Studi Pada Masyarakat Kelurahan Bakungan, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi)

Jasminum Budi Kunti Dayati, 201510040311110, Makna Simbol Tumpeng pada Sesaji (Analisis Semiotik pada Sesaji yang Digunakan Ritual Seblang Bakungan di Kabupaten Banyuwangi) Pembimbing : Prof. Dr. Muslimin Machmud, M.Si Macam budaya yang terdapat di Indonesia sangat banyak dan beragam. Mulai dari bahasa, tarian, lagu daerah, dan juga kepercayaan. Kepercayaan di Indonesia ini sangatlah banyak. Dalam suatu kepercayaan juga terdapat sebuah ritual yang wajib dilaksanakan. Selain keindahan alamnya yang memang sangat menakjubkan, Banyuwangi juga memiliki ritual yang berbeda dari lainnya. Seperti ritual Kebo-Keboan di Desa Alasmalang, Mepe Kasur di Desa Kemiren, Gredoan di Desa Macan Putih, dan ritual Seblang yang diadakan di dua desa, yakni Desa Bakungan (yang selanjutnya disebut Seblang Bakungan) dan Desa Olehsari (yang selanjutnya disebut Seblang Olehsari). 'Seblang' berasal dari bahasa Using kuno yang berarti hilangnya segala permasalahan dan kesusahan. Dalam suatu ritual terdapat sesajian yang digunakan sebagai salah satu syarat ritual, sama seperti ritual pada umunya, Ritual Seblang Bakungan juga terdapat sesajian yang salah satunya berisi tumpeng. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan dasar penelitian yakni studi naturalis. Penelitian dilakukan bertujuan untuk mengetahui makna simbol ‘tumpeng’ pada sesajian yang digunakan dalam Ritual Seblang Bakungan di Kabupaten Banyuwangi. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara pada beberapa narasumber dan observasi non-partisipan, dan dokumentasi. Menggunakan landasan teori simbol dalam komunikasi ritual dari Susanne K Langer dalam Mulayana (2014: 92). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ‘tumpeng’ yang terdapat pada sajian sesajen dalam ritual Seblang Bakungan di Kabupaten Banyuwangi mengimplikasikan semboyan “bhineka tunggal ika”, berbeda-beda tetapi tetap satu jua