TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK POLIGAMI (STUDI PADA DUA PASANGAN POLIGAMI) DI KECAMATAN UMBULHARJO KOTA YOGYAKARTA

Islam adalah agama yang memberikan pedoman hidup sangat lengkap kepada manusia, termasuk pedoman hidup berumah tangga. Diharapkan dengan pedoman berumah tangga manusia dapat membangun keluarga yang sakinah mawaddah warahmah. Salah satu pemicu terjadinya konflik dalam rumah tangga sehingga berdampak pada sulitnya mewujudkan keluarga sakinah adalah poligami yang tidak sehat. Al-Qur’an memang membolehkan poligami. Hukum poligami menurut para ulama diperbolehkan dalam keadaan darurat. Kebolehan poligami ini dengan menekankan syarat amat tinggi yaitu mampu berlaku adil. Di sini penyusun ingin mengetahui bagaimana praktik poligami yang terjadi pada dua pasangan di Kecamatan Umbulharjo Yogyakarta dan bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap dua pelaku praktik poligami tesebut. Di Kecamatan Umbulharjo ada dua keluarga yang melakukan praktik poligami. Keluarga pertama adalah keluarga Bapak Djaman, Bapak Djaman melakukan poligami dengan alasan ingin merawat mantan istrinya yang sakit dan atas suruhan dari warga kampung karena berkumpul dalam satu rumah dengan mantan istrinya tanpa ikatan yang sah. Keluarga kedua adalah Bapak Tikno Suparto, Bapak Tikno Suparto melakukan poligami dengan alasan ingin memberikan status yang jelas kepada Ibu Mardiningsih, merbersihkan nama anaknya dan Ibu Mardingsih dari pandangan negatif masyarakat luas. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field research) yang datanya diambil langsung dari lokasi penelitian.penelitian ini bersifat deskriptif analitik. yaitu penelitian yang bertujuan meyelesaikan masalah dengan cara mendeskripsikan masalah melalui pengumpulan, penyusunan, dan penganalisaan data kemudian dijelaskan. sumber data dari penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan normatif. Pendekatan ini berarti suatu pendekatan untuk menemukan berdasarkan logika keilmuan hukum dari sisi normatifnya. Kesimpulan dari penelitian yang dilakukan penyusun adalah praktik poligami yang dilakukan pasangan keluarga Bapak D dan Bapak TS, sudah sesuai dengan UU No.1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan. Namun, dalam prosesnya tidak sesuai dengan QS. An-Nisa’ (4): 3 yang menekankan harus mampu berlaku adil. Tetapi kedua pasangan ini tidak mampu berlaku adil. kedua pasangan praktik poligami ini tidak dapat ditegorikan sebagai keluarga yang sakinah karena tidak ada ketenangan dan ketentraman jiwa yang menjadi tujuan dari perkawinan