BIMBINGAN SOSIAL DALAM MENINGKATKAN INTERAKSI SOSIAL PENYANDANG TUNANETRA DI BALAI REHABILITASI TERPADU PENYANDANG DISABILITAS (BRTPD) YOGYAKARTA

Tunanetra merupakan kondisi di mana seseorang memiliki keterbatasan dalam melihat, yaitu melalui panca indra mata. Penyandang tunanetra adalah salah satu sasaran garapan pembangunan bidang kesejahteraan sosial yang tidak dapat melaksanakan fungsinya secara wajar baik penyandang tunanetra secara individu, kelompok, maupun masyarakat. Keterbatasan tersebut membuat mereka merasa tidak percaya diri dalam berinteraksi kepada teman maupun masyarakat sekitarnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana tahapan bimbingan sosial dalam meningkatkan interaksi sosial penyandang tunanetra dan untuk mengetahui bagaimana interaksi sosial penyandang tunanetra setelah mendapatkan bimbingan sosial. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi sebagai metode penelitiannya. Subjek dalam penelitian ini adalah dua orang pekerja social (MD dan RH), dan tiga orang warga binaan tunanetra (HP, DN, dan MK). Hasil penelitian ini dapat dilihat dari tahapan-tahapan bimbingan sosial yang digunakan di Balai Rehabilitasi Terpadu Penyandang Disabilitas Yogyakarta terdiri dari 5 tahapan yaitu tahapan pembukaan, tahap pendekatan, tahap intervensi, tahap penutup dan tahap resosialisasi dengan menggunakan dua metode yaitu metode bimbingan kelompok dan bimbingan individu. Selain itu, hasil wawancara menunjukkan bahwa warga binaan yang telah mengikuti bimbingan sosial mengalami peningkatan interaksi sosial yang membuat mereka lebih bisa memahami dan menyesuaikan diri kepada teman ataupun masyarakat di lingkungan sekitar