Panduan etika kerukunan umat beragama

Semboyan Bhineka Tunggal Ika yang terdapat dalam lambang negara INdonesia mengandung arti bahwa bangsa Indonesia mempunyai karakter yang majemuk, baik suku, adat-istiadat, ras, maupun agama (SARA). Diantara keberagamaan dan kemajemukan yang harmonis dalam sejarah panjang Indonesia adalah agama. Sejak era Sriwijaya hingga kolonial Belanda, bangsa ini telah kedatangan agama-agama besar dunia yang diterima oleh masyarakat nusantara. Kehidupan beragama yang rukun dan harmonis yang telah lama terjalin kenyataannya ditopang dengan kebudayaan nusantara berupa kearifan lokal (local wisdom) yangmampu menjadi media komunikasi yangharmonis dan toleran. Di setiap desa yang majemuk dari sisi agama dan dapat hidup rukun berdampingan hampir bisa dikatakan terdapat tradisi lokal yang menjadi media atau bahkan ruang publik (public sphare) pertemuan dan kerjasama antar warga lintas agama. Kearifan lokal terbukti mampu menjadi ruang bersama, tempat ekspresi kemanusiaan tanpa batas, serta penyemaian keharomonisan. Buku ini mencoba menjelaskan tentang betapan pentingnya menjaga kehidupan yang harmonis, moderat, dan toleran dalam kehidupan beragama. Sehingga kota Malang secara khusus dan Indonesia secara umum bisa hidup berdampingan, rukun, dan pada gilirannya akan tercipta kehidupan masyarakat yang adil, makmur, aman, dan sentosa