KEWARISAN ANAK DALAM KANDUNGAN (STUDI KOMPARATIF MENURUT HUKUM ISLAM DAN KUH PERDATA)

Skripsi ini berjudul kewarisan anak dalam kandungan (studi komparatif menurut Hukum Islam dan KUH Perdata). sebagai tujuan antaranya adalah untuk mengetahui bagaimana studi komparatif kewarisan anak dalam kandungan menurut hukum Islam dan KUH Perdata, untuk mengetahui bagaimana studi komparatif Hukum Islam dan KUH Perdata tentang status kewarisan anak dalam kandungan. Skripsi ini mengunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif dan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah normatif yuridis dengan sumber data yang digunakan adalah data primer dalam penelitian ini adalah KUH Perdata, Kompilasi Hukum Islam dan Fiqih Mawaris, sedangkan data sekunder berasal dari buku maupun sumber tertulis lainya yang berhubungan dengan permasalahan kewarisan anak dalam kandungan. Berdarakan penelitian yang dilakukan diperoleh hasil dan kesimpulan sebagai berikut: pertama, kedudukan anak dalam kandungan sebagai ahli waris memiliki persamaan. Persamaan tersebut berdasarkan pada adanya kesamaan pandangan dalam hal peluang kedudukan anak dalam kandungan yang berhak menerima warisan, meskipun belum ada kepastian pada dirinya. Selain itu, pembagian harta warisan anak dalam kandungan terdapat perbedaan dimana menurut Hukum Islam, meskipun kedudukan anak dalam kandungan diakui sebagai ahli waris, namun belum dapat dipastikan jenis kelamin bayi tersebut laki-laki atau perempuan dan apakah dia terlahir dalam keadaan hidup atau meninggal maka pembagiannya yaitu dengan cara menangguhkan bagian terbesar dari warisannya adalah dengan memperhitungkan anak dalam kandungan berjenis kelamin laki-laki karena bagian laki-laki lebih besar dari pada bagian perempuan. Sedangkan menurut KUH Perdata tidak ada masalah dalam pembagian warisannya karna apapun jenis kelamin bayi yang akan lahir bagiannya sama rata dan dapat langsung dibagikan kepada ahli waris yang sudah ada. Kedua, terkait dengan status kewarisan anak dalam kandungan yaitu anak dalam kandungan yang sah dan anak dalam kandungan tidak sah terdapat perbedaan antara Hukum Islam dan KUH Perdata, dimana dalam Hukum Islam anak dalam kandungan yang dihasilkan tanpa adanya perkawinan yang sah atau anak zina tidak mempunyai hubungan nasab dengan ayah nya sehingga anak tersebut tidak dapat menerima warisan ketika ayahnya meninggal. Berbeda dengan KUH perdata dimana anak luar nikah berkesempatan untuk mendapatkan hata warisan apabila adanya pengakuan dari ayahnya. Kata Kunci: Kewarisan, Al-Haml, Hukum Islam, KUHPerdata