Penerapan model inquiry based learning untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam di kelas V SD Negeri 016532 Punggulan, Kecamatan Air Joman, Kabupaten Asahan

Latar belakang penelitian ini ialah rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di kelas V SD Negeri 016532 Punggulan, Kecamatan Air Joman, Kabupaten Asahan. Hal ini disebabkan oleh proses pembelajaran yang menoton dan penggunaan model pembelajaran yang kurang bervariasi dan kreatif. Untuk mengatasi rendahnya hasil belajar siswa dapat digunakan model pembelajaran Inquiry Based Learning yang mengharuskan siswa lebih aktif selama proses pembelajaran. Rumusan masalah dalam peneitian ini yaitu apakah melalui model pembelajaran Inquiry Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) materi Makanan Sehat Kelas V A di SD Negeri 016532 Punggulan, Kecamatan Air Joman, Kabupaten Asahan . Sedangkan tujuan penelitiannya yaitu untuk mengetahui sejauh mana penerapan model pembelajaran Inquiry Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Kelas VA SD Negeri 016532 Punggulan, Kecamatan Air Joman, Kabupaten Asahan. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan dua siklus, dan setiap siklus 2 kali pertemuan. Satu siklus terdiri atas perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observasing), dan refleksi (reflection). Subjek penelitian ini adalah kelas VA SD Negeri 016532 Punggulan, Kecamatan Air Joman, Kabupaten Asahan tahun ajaran 2021 yang terdiri 27 siswa. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Inquiry Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi makanan sehat di Kelas VA SD Negeri 016532 Punggulan, Kecamatan Air Joman, Kabupaten Asahan. Hal ini dibuktikan dengan pada tes awal presentase ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 23,52% (4 dari 17 siswa) dengan nilai rata rata yang diperoleh yaitu 59,82, pada Siklus I Pertemuan 1 presentase ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 35,29% (5 dari 17 siswa) dengan nilai rata-rata kelas sebesar 61,76. Pada Siklus I Pertemuan 2 presentase ketuntasan belajar klasikal sebesar 58,82% (10 dari 17 siswa) dengan nilai rata-rata kelas yaitu 72,64. Sedangkan pada Siklus II Pertemuan 1 presentase ketuntasan belajar klasikal sebesar 70,58% (12 dari 17 siswa) dengan nilai rata-rata kelas sebesar 75,88 dan pada Siklus II Pertemuan 2 presentase ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 82,35% (14 dari 17 siswa) dengan nilai rata rata kelas yaitu 81,47. Dari siklus II data yang diperoleh sudah mencapai nilai yang diharapkan dengan presentase paling tinggi yaitu 82,35%, maka penelitian ini dapat dihentikan dengan nilai yang memuaskan