Upaya meningkatkan hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran teams games tournament (TGT) pada mata pelajaran IPS kelas IV di SDN 0905 Aek Bongbongan Desa Paya Bujing Kecamatan Huristak Kabupaten Padang Lawas

Latar belakang masalah penelitian ini adalah hasil belajar mata pelajaran IPS diperoleh siswa kelas IV masih tergolong rendah dikarenakan pembelajaran sering kali didominasi oleh kegiatan mencatat, menghafal, membaca buku, pembelajaran yang monoton dan penggunaan model pembelajaran yang kurang bervariasi. Untuk mengatasi rendahnya hasil belajar siswa dapat digunakan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT). Tujuan penelitiannya yaitu untuk mengetahui penerapan dan peningkatan dengan menggunkan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS di kelas IV SDN 0905 Aek Bongbongan Desa Paya Bujing Kecamatan Huristak Kabupaten Padang Lawas. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan di SDN 0905 Aek Bongbongan dengan subjek penelitian kelas IV yang berjumlah 23 siswa. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah tes. Prosedur PTK dimulai dari tahap perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan dua siklus, setiap siklus dua kali pertemuan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sumber daya alam di kelas IV SDN 0905 Aek Bongbongan. Hal ini dibuktikan dengan pada tes awal presentase ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 39,13% (9 dari 23 siswa) dengan nilai rata-rata yang diperoleh yaitu 51,30, siklus I pertemuan 1 presentase ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 43,47% (10 dari 23 siswa) dengan nilai rata-rata kelas sebesar 53,91. Pada siklus I pertemuan 2 presentase ketuntasan belajar klasikal sebesar 52,17% (12 dari 23 siswa) dengan nilai rata-rata kelas yaitu 63,47, ada selisih peningkatan 8,7%. Sedangkan pada siklus II pertemuan 1 presentase ketuntasan belajar klasikal sebesar 60,86% (14 dari 23 siswa) dengan nilai rata-rata kelas sebesar 76,11 dan pada siklus II pertemuan 2 presentase ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 82,60% (19 dari 23 siswa) dengan nilai rata-rata kelas yaitu 80 dengan selisih 21,74%. Dari siklus II data yang diperoleh sudah mencapai nilai yang diharapkan dengan presentase paling tinggi yaitu 82,60%, maka penelitian ini dapat dihentikan dengan nilai yang memuaskan. Selisih persentasi peningkatan antara siklus I dengan siklus II adalah 13,03%