Gaya Bahasa dalam Iklan Produk Kecantikan Wajah Majalah Femina Edisi Agustus 2019-April 2020

Skripsi ini berjudul “Gaya Bahasa dalam Iklan Produk Kecantikan Wajah Majalah Femina Edisi Agustus 2019-April 2020”. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat dan gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna serta makna di dalamnya yang digunakan dalam iklan produk kecantikan wajah di majalah Femina edisi Agustus 2019-April 2020. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Objek yang digunakan berupa iklan produk kecantikan wajah di majalah Femina edisi Agustus 2019-April 2020 yang difokuskan pada produk kecantikan di area wajah, baik itu produk perawatan kulit ataupun riasan. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data, yaitu metode simak yang diwujudkan dengan teknik simak bebas libat cakap dan teknik catat. Penelitian ini menggunakan metode analisis data, yaitu metode padan referensial yang diwujudkan dengan teknik dasar berupa teknik Pilah Unsur Penentu (PUP) dan teknik lanjutan yang berupa teknik hubung banding memperbedakan. Penyajian hasil analisis data dalam penelitian ini disajikan secara informal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jenis gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat yang digunakan dalam iklan produk kecantikan wajah di majalah Femina edisi Agustus 2019-April 2020, yaitu 34 gaya bahasa klimaks dan 13 gaya bahasa antiklimaks, sedangkan jenis gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna yang digunakan dalam iklan tersebut, yaitu 1 gaya bahasa aliterasi, 1 gaya bahasa asonansi, 3 gaya bahasa erotesis, 5 gaya bahasa hiperbol, 5 gaya bahasa metafora, 35 gaya bahasa personifikasi, 1 gaya bahasa alusi, 1 gaya bahasa epitet, dan 6 gaya bahasa simile. Hal ini menunjukkan bahwa jenis gaya bahasa yang paling banyak digunakan, yaitu gaya bahasa klimaks dan gaya bahasa personifikasi. Jenis gaya bahasa klimaks digunakan untuk memberi penekanan dari segi manfaat ataupun keunggulan pada produk yang diiklankan, sedangkan jenis gaya bahasa personifikasi digunakan untuk menghidupkan dan memperindah iklan, sehingga pembaca mendapat gambaran kalau produk yang diiklankan itu seolah-olah dapat membantu pembaca untuk mengatasi permasalahan kulitnya dan pada akhirnya terdorong untuk membeli