Persepsi, Tingkat Pemahaman dan Tingkat Penerapan Budidaya Padi Organik dengan Metode SRI (System Of Rice Intensification) di Kabupaten Banyumas

Memasuki abad ke-20, hampir sebagian besar upaya pertanian di Indonesia tidak lagi memperhatikan keseimbangan ekosistem dan ramah lingkungan, karena sistem pertanian pada saat itu menerapkan pola High External Input Agriculture (HEIA). HEIA dalam prakteknya menggunakan pupuk dan pestisida pengendali hama penyakit dari bahan kimiawi sebagai yang menyebabkan tanah pertanian semakin lama semakin keras. Pada saat ini terutama pada saat pandemi Covid-19 harga pupuk dan pestisida kimia semakin meningkat, membuat kesejahteraan petani semakin menurun. Berlatar belakang hal tersebut upaya swadaya masyarakat untuk menerapkan back to nature (kembali ke alam) dan mengangkat kembali eksistensi petani dilakukan melalui perbaikan produktivitas padi dengan pendekatan System of Rice Intensification (SRI). SRI menjadi harapan agar produktivitas padi dapat meningkat serta input tanaman padi seperti benih, pupuk, dan air menjadi lebih hemat terutama di Kabupaten Banyumas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi, tingkat pemahaman, dan tingkat penerapan metode SRI pada petani padi organik di Kabupaten Banyumas. Responden penelitian adalah 39 petani organik di Kabupaten Banyumas dan pengambilan data dilakukan dengan cara sensus. Teknik analisis data dilakukan dengan analisis deskriptif, skala likert, skoring, mean, median, dan modus. Pengukuran Skala Likert dilakukan dengan pilihan, yaitu : sangat positif memperoleh skor 5, positif memperoleh skor 4, sedang memperoleh skor 3, negatif memperoleh skor 2, dan sangat negatif memperoleh skor 1. Skoring untuk mengukur tingkat pemahaman dan tingkat penerapan SRI ditetapkan dengan kriteria nilai 66,67 – 100 termasuk dalam kriteria tinggi, nilai 33,34 – 66,66 temasuk dalam kriteria sedang, dan nilai 0,00 – 33,33 termasuk ke dalam kriteria rendah dengan terlebih dahulu menghitung interval nilai kriterianya. Karakteristik petani padi organik di Kabupaten Banyumas pada penelitian ini dapat ditunjukkan dari usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, pengalaman bertani, dan pekerjaan sampingan. Persepsi diukur melalui indikator persepsi yaitu : prinsip-prinsip SRI, SRI sebagai inovasi, kesiapan petani menerima, aspek sosial, dan aspek ekonomi. Tingkat pemahaman dan tingkat penerapan terhadap SRI diukur melalui seberapa jauh petani paham dan menerapkan prinsip-prinsip SRI dalam budidaya usahatani mereka. Prinsip-prinsip SRI ini meliputi : (1) transplantasi, (2) bibit ditanam satu satu, (3)jarak tanam lebar, (4) irigasi berselang, (5) penyiangan, dan (6) penggunaan bahan organik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) persepsi petani padi organik terhadap SRI termasuk dalam kategori sedang yang mengarah ke penilaian positif SRI dianggap memberikan keuntungan relatif yang tinggi bagi petani, SRI dianggap sesuai dengan nilai-nilai, pengalaman, dan kebutuhannya, SRI dianggap mudah diamati dan tidak rumit, dan dapat dicoba dalam skala kecil; (2) tingkat pemahaman petani padi organik di Kabupaten Banyumas terhadap System of Rice Intensification (SRI) tergolong tinggi yaitu dengan rata-rata skor 85,55; (3) tingkat penerapan petani padi organik di Kabupaten Banyumas terhadap System of Rice Intensification (SRI) termasuk dalam kriteria sedang yaitu dengan rata-rata skor 64,67