Geologi dan Analisis Status Mutu Air Tanah Daerah Grujugan dan Sekitarnya, Kecamatan Kemranjen, Kabupaten Banyumas

Air merupakan salah satu kebutuhan primer manusia. Kebutuhan air bersih terus meningkat seiring dengan bertambahnya populasi manusia, namun potensi terjadinya pencemaran juga semakin bertambah. Kondisi air, secara khusus air tanah sangat dipengaruhi oleh media yang dilewatinya berupa batuan atau tanah. Lokasi penelitian yang berada pada Desa Grujugan dan sekitarnya terdiri dari beberapa jenis tanah dan juga batuan yang memiliki kandungan mineral yang berbeda. Oleh sebab itu, penelitian ini ditujukan untuk mengetahui kondisi geologi dan tingkat pencemaran air tanah pada daerah penelitian. Untuk menentukan status mutu air, metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Storet. Standar baku mutu air yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 32 Tahun 2017. Geomorfologi daerah penelitian terbagi menjadi empat satuan, yaitu Punggungan Homoklin Kemranjen, Dataran Aluvial Nusawuluh, Dataran Banjir Sirau, dan Dataran Banjir Mujur Lor. Stratigrafi pada daerah penelitian meliputi Satuan Batupasir Sisipan Breksi dan Endapan Aluvial. Terdapat 4 jenis tanah pada daerah penelitian yang kemudian dilakukan uji X-Ray Fluoresence (XRF) untuk mengetahui kandungan unsurnya. Daerah penelitian didominasi oleh pemukiman dan persawahan. Pengamatan dilakukan pada 54 sumur dan 10 diantaranya diambil sampel air sebanyak dua kali untuk dianalisis. Parameter fisika yang digunakan yaitu bau, TDS, dan juga suhu. Sedangkan untuk parameter kimia yaitu derajat keasaman (pH), Besi (Fe3+), mangan (Mn2+), dan juga nitrat (NO3-). Hasil dari analisis dan perhitungan dengan metode Storet menunjukkan pada pengujian pertama air pada 10 sumur sampel tercemar, sedangkan pada pengujian kedua sebanyak 5 sumur sampel dinyatakan tercemar