Respons Fisiologi, Pertumbuhan, Hasil dan Penyakit Utama pada Tanaman Padi Gogo dengan Aplikasi Ekstrak Sereh dan Pupuk N, P, K

Lafi Na’imatul Bayyinah, 2020, Program Studi Agronomi - Program Pascasarjana, Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman, “Respons Fisiologi, Pertumbuhan, Hasil dan Penyakit Utama pada Tanaman Padi Gogo dengan Aplikasi Ekstrak Sereh dan Pupuk N, P, K”. Pembimbing: Ahadiyat Yugi Rahayu, S.P., M.Si., D.Tech.Sc., dan Dr. Ir. Tamad, M.Si. Budidaya tanaman padi gogo di lahan kering merupakan suatu alternatif untuk meningkatkan produksi padi guna memenuhi kebutuhan pangan di Indonesia. Akan tetapi, lahan kering pada umumnya mempunyai faktor pembatas berupa kesuburan tanah yang rendah, sehingga diperlukan upaya pemupukan yang tepat dan seimbang dengan tujuan untuk meningkatkan ketersediaan hara bagi tanaman. Budidaya padi gogo juga tidak terlepas dari serangan patogen. Pengendalian patogen dengan penggunaan pestisida kimia sintetik menimbulkan berbagai dampak negatif bagi lingkungan, sehingga diperlukan upaya pengendalian yang bersifat ramah lingkungan antara lain dengan penggunaan pestisida nabati. Ekstrak sereh yang diketahui mengandung senyawa flavonoid, fenol dan alkaloid yang bersifat antimikroba sehingga potensial untuk digunakan sebagai pestisida nabati. Upaya peningkatan produksi tanaman padi gogo dapat dilakukan dengan pemupukan yang tepat dan seimbang sesuai dosis rekomendasi, dipadukan penggunaan pestisida nabati berupa ekstrak sereh. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui pengaruh aplikasi konsentrasi ekstrak sereh dan dosis pupuk N, P, K terhadap fisiologi, pertumbuhan, hasil dan intensitas penyakit utama pada tanaman padi gogo, serta (2) Mengetahui konsentrasi ekstrak sereh dan dosis pupuk N, P, K yang paling tepat terhadap fisiologi, pertumbuhan, hasil dan intensitas penyakit utama pada tanaman padi gogo. Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Kalicacing, Desa Kalimandi, Kecamatan Purwareja Klampok, Kabupaten Banjarnegara pada Bulan April sampai dengan September 2017. Penelitian ini menggunakan rancangan petak terbagi dengan 3 ulangan. Petak utama merupakan dosis pupuk N, P, K 50% rekomendasi (50 kg N/ha, 50 kg P2O5/ha, 25 kg K2O/ha setara 40 g N/ 8m, 40 g P2O5/ 8m2, 20 g K2O/ 8m2) dan 100% rekomendasi (100 kg N/ha, 100 kg P/ha,50 kg K2O/ha setara 80 g N/ 8m2, 80 g P2O5/ 8m2, 40 g K2O/ 8m). Pemberian pupuk dilakukan dengan cara dimasukkan pada lubang yang dibuat di dekat tanaman. Ukuran setiap petak utama adalah 15,5 m x 4,75 m. Anak petak merupakan konsentasi ekstrak sereh yang terdiri dari S0 (tanpa ekstrak sereh), S1(5%), S2 (2,5%), S3 (1,7%), S4 (1,3%) dan S5 (1%) dengan dosis 1,2 L/ 8m setara 1500 L/ha. Ekstrak sereh diaplikasikan dengan cara disemprotkan pada tanah dan tanaman padi gogo. Ukuran setiap anak petak adalah 2 m x 4 m. Variabel yang diamati dalam penelitian ini meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, jumlah anakan total, bobot tanaman kering, serapan unsur hara N, serapan unsur hara P, kandungan prolin, kadar klorofil a, kadar klorofil b, jumlah anakan produktif, bobot gabah per rumpun, jumlah gabah per rumpun, bobot 1000 biji, persentase gabah isi, bobot gabah kering per petak efektif, bobot gabah kering per hektar, intensitas penyakit blas, intensitas penyakit hawar daun bakteri, dan intensitas penyakit bercak cokelat sempit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi ekstrak sereh dengan konsentrasi 0%, 5%, 2,5%, 1,7%, 1,3% dan 1% belum mampu meningkatkan aktivitas fisiologi, pertumbuhan, hasil, dan belum mampu menekan penyakit blas dan penyakit bercak cokelat sempit, akan tetapi mampu menekan penyakit hawar daun bakteri. Aplikasi ekstrak sereh dengan konsentrasi 5% dengan dosis 1,2 L/8m2 setara 1500 L/ha menunjukkan kemampuan tertinggi dalam menekan penyakit hawar daun bakteri pada padi gogo. Aplikasi pupuk N, P, K belum mampu meningkatkan aktivitas fisiologi, pertumbuhan, hasil dan menekan intensitas penyakit utama pada tanaman padi gogo. Dosis pupuk N, P, K 50% rekomendasi (50 kg N/ha, 50 kg P2O5/ha, 25 kg K2O/ha setara 40 g N/ 8m, 40 g P2O5/ 8m2, 20 g K2O/ 8m2) dan 100% rekomendasi (100 kg N/ha, 100 kg P/ha,50 kg K2O/ha setara 80 g N/ 8m2, 80 g P2O5/ 8m2, 40 g K2O/ 8m2) menghasilkan bobot gabah kering yang setara yaitu 3,46–3,47 ton/ha, akan tetapi masih lebih rendah dibandingkan rerata hasil padi gogo varietas Inpago Unsoed 1 yang mencapai 4,9 ton/ha