Analisis Debit Aliran dengan Menggunakan Pemodelan SWAT di Sub Daerah Aliran Sungai Kali Sapi Banjarnegara, Jawa Tengah

Perubahan iklim mempunyai dampak yang sangat besar terhadap meningkatnya debit sungai di berbagai lokasi di seluruh penjuru dunia, salah satu daerah yang sering terjadi banjir akibat debit limpasan di saat musim penghujan adalah daerah aliran sungai Serayu. Salah satu sub-DAS di DAS Serayu yang dianggap memiliki kontribusi yang besar terhadap besar-kecilnya suplai debit sungai Serayu adalah sub-DAS Kali Sapi. Sub-DAS Kali Sapi memiliki infrastruktur bangunan air berupa bendung yang harus diperhatikan dampaknya terhadap kapasitas dan efektifitas debit di area tersebut. Untuk mengetahui pengaruh bendung tersebut terhadap suplai debit sungai Serayu harus diketahui debit limpasan yang terjadi melalui respon hidrologi dengan mengaplikasikan model SWAT (Soil & Water Assessment Tool). Skenario pemodelan sub-DAS Kali Sapi dilakukan pada simulasi hidrologi yang telah terbentuk berdasarkan data DEM (Digital Elevation Model), data LULC (Land Use Land Cover), data jenis tanah (Soil Type), dan data meteorologi harian seperti curah hujan, kecepatan angin, suhu maksimum dan suhu minimum. Dengan melalui simulasi tersebut dapat diketahui perubahan respon hidrologi yang terjadi sebelum dan setelah skenario model diterapkan. Hasil yang diperoleh dari analisis pemodelan terdapat 6 jenis tutupan lahan, 4 jenis tanah, dan 5 kelas kelerengan padaarea sub-DAS Kali Sapi tersebut. Hasil pemodelan dilakukan dengan 30 skenario menunjukkan adanya perubahan tingkat debit yang secara khusus diamati pada titik outlet. Berdasarkan proses kalibrasi berdasarkan data debit dari tahun 2002 sampaidengan 2004, koefisien determinasi (R) dan nilai efisiensi Nash-Sutcliffe (NS)yang diperoleh masing-masing adalah 0.889 dan 0.903. Sedangkan berdasarkanhasil validasi (2004 s.d 2014) , nilai validitas R2 dan efisiensi NS yang diperolehadalah 0.688 dan 0.571. Nilai validitas R2 dan NS yang diperoleh menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang erat antara data simulasi dengan data observasi sehingga dapat dikatakan valid