Perilaku Memilih Muslimat Nu pada Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Tahun 2018 di Desa Balapulang Wetan Kecamatan Balapulang Kabupaten Tegal

Penelitian tentang perilaku memilih Muslimat NU pada pemilihan Bupati dan Wakil Bupati tahun 2018 di Desa Balapulang Wetan, Kecamatan Balapulang, Kabupaten Tegal. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan menggunakan paradigma kontruktivisme, serta prespektif institusionalisme dan pendekatan penelitian studi kasus. Dalam pemilihan informan, peneliti ini menggunakan dua teknik pemilihan informan diantaranya adalah teknik purposive sampling dan snowball sampling. Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini sendiri dilakukan dengan teknik observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi, serta keabsahan data menggunakan teknik analisis trianggulasi data. Hasil penelitian ini adalah pelaksanaan pemilihan kepala daerah tentunya harus dapat menjamin semua warga khususnya perempuan untuk bebas berpartisipasi sebagai pemilih. Pada konteks pemilihan umum Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Tegal tahun 2018, kandidat perempuan memperoleh suara terbanyak. kandidat perempuan memperoleh suara terbanyak. Perolehan suaran Pilbup Tegal tahun 2018 di Balapulang Wetan dimenangkan oleh kandidat nomor urut 3, yaitu Umi-Ardie. Dengan total perolehan nomor urut 3 yaitu 4.850, disusul kandidat nomor urut 2 yaitu dengan total 1.993 dan yang terakhir total perolehan nomor urut 1 yaitu 451. Perilaku memilih Muslimat NU cenderung mudah terpengaruh oleh agama, budaya dalam berpolitik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku memilih Muslimat NU Balapulang Wetan dalam menentukan pilihan politik pada pemilihan bupati dan wakil bupati Kabupaten Tegal tahun 2018. Hasil dari penelitian ini adalah pada pendekatan sosiologis, perilaku memilih Muslimat NU Balapulang Wetan. Desa Balapulang Wetan memilih mempertimbangkan latar belakang agama, budaya, walaupun dengan berkembangannya zaman isu perempuan dalam demokrasi telah berkembang namun, secara kebetulan melihat kondisi Balapulang Wetan yang masih kental dengan kebudayaan Islam Nusantaranya membuat pilihannya lari kepada kandidat yang baernaungan NU. Namun, hal tersebut dibarengi juga dengan masih ada yang mempertimbangkan figur memilih kandidat lebih berdasarkan pada ikatan emosional terhadap hasil kerja yang dicapai oleh figur kandidat petahana. Serta dalam menilai orientasi Visi dan Misi yang ditawarkan oleh kandidat yang dipilih, sementara itu dalam melihat kualitas kandidat lebih menekankan pada keberhasilan dan prestasi yang dicapai oleh kandidat